REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pekerja seks komersial (PSK) lokalisasi prostitusi Dolly, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), yang telah menerima dana kompensasi berniat meninggalkan profesi lamanya dan membuka usaha warung kopi.
Mantan PSK Dolly, sebut saja namanya Nur (32 tahun) mengatakan, ia sudah bertobat dan ingin mengakhiri 'profesi' yang selama empat tahun ini dia lakukan.
Meski teman-temannya masih banyak yang menolak penutupan Dolly yang dideklarasikan pada Rabu (18/6) kemarin, namun Nur mantap dan bertekad benar-benar ingin bertobat dengan membuka lembaran baru. “Saya ingin mencari pekerjaan baik-baik. Saya sudah bosan dengan pekerjaan saya,” katanya pada Republika Online (ROL), Ahad (22/6).
Untuk itu, ketika ia mendengar PSK Dolly bisa mengambil dana kompensasi, Nur langsung mengambil haknya. Dana kompensasi itu berupa buku tabungan senilai Rp 5.050.000.
Rencananya, kata dia, uang itu akan cair Selasa (24/6). Jika uangnya sudah benar-benar cair, ia ingin segera pulang kampung ke sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Ia tidak sabar untuk segera bertemu dengan anaknya dan keluarganya di rumahnya. Dengan dana kompensasi itu, ia juga akan membuka warung kopi di kota asalnya.
Namun di balik keputusannya, sebenarnya Nur menyimpan kekhawatiran. Meski keluarga Nur tidak mengetahui pekerjaan asli Nur, tetapi ia merasa khawatir kalau keluarganya tahu bahwa ia pernah menjadi PSK. Apalagi kabar penutupan Dolly sangat gencar diberitakan media.
“Jujur, sebenarnya saya takut berita saya pernah bekerja menjadi PSK terungkap. Tetapi saya kangen anak saya dan ingin cepat pulang,” ujarnya.
Jika ketakutannya benar-benar terjadi, ia mengaku akan berbohong bahwa ia bekerja di tempat cuci pakaian (laundry) di sekitar Dolly. Semuanya dia lakukan karena berbohong demi kebaikan.