REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL-- Calon perdana menteri Korea Selatan Moon Chang-keuk mundur dari pencalonan atas pernyataan kontroversialnya yang diduga pro-Jepang, Selasa (24/6). Dalam pernyataannya di masa lalu, Moon menyebut penjajahan kolonial Jepang di Semenanjung Korea merupakan kehendak Tuhan.
Jepang menduduki Korea pada 1910-1945. Banyak penduduk lanjut usia Korea yang masih memendam kebencian terhadap Jepang. Dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi, Moon mengatakan komentarnya di masa lalu diartikan di luar konteks.
Namun, dia secara suka rela mundur dari pencalonan agar tidak menjadi beban politik bagi Presiden Park Geun-hye. Presiden Park mencalonkan jurnalis senior tersebut untuk menggantikan perdana menteri yang mundur akibat tragedi tenggelamnya feri Sewol. Pencalonannya telah disetujui Majelis Nasional.
Moon mengatakan dia ingin membuktikan dirinya tidak pro-Jepang dan pandangan kontroversialnya yang lain dalam rapat dengar pendapat di parlemen. Dia mengatakan dia dan keluarganya merasa sangat tersakiti dengan dugaan bahwa ia adalah tokoh yang pro-Jepang.
Park mengatakan tidak ada rapat dengar pendapat bagi Moon. Pengunduran diri Moon menjadi pukulan bagi Park karena pilihan pertamanya untuk kursi perdana menteri juga mengundurkan diri bulan lalu akibat dugaan penyimpangan etika.