Senin 30 Jun 2014 16:58 WIB

STMIK-STBA Nusa Mandiri Galakkan Penelitian

Communic Asia 2014
Communic Asia 2014

REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA --  Salah satu tolok ukur mutu dan bonafiditas sebuah perguruan tinggi adalah semarak kegiatan akademiknya. Lembaga pendidikan tinggi yang baik sudah pasti sangat memperhatikan dan mengutamakan kegiatan akademik.

Hal itulah yang selalu ditekankan oleh Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Nusa Mandiri.  “STMIK-STBA  Nusa Mandiri sangat menekankan pentingnya kegiatan akademik. Kami selalu berusaha mengadakan kegiatan akademik sebanyak mungkin bagi para dosen dan mahasiswa STMIK dan STBA Nusa Mandiri,” tegas Ketua STMIK Nusa Mandiri Mochamad Wahyudi, MM, M.Kom, M.Pd  dalam perbincangan dengan wartawan Republika Irwan Kelana di sela Communic Asia 2014, Enterprise IT 2014 dan Broadcast Asia 2014  di Marina Bay Sands, Singapore, Kamis (19/6).

Ia menyebutkan, salah satu contoh kegiatan akademik tersebut adalah mendorong para dosen dan peneliti STMIK-STBA  Nusa Mandiri  melakukan penelitian-penelitian yang dibiayai oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti)  Kemendikbud maupun sumber-sumber lain.

Di samping itu, para dosen STMIK-STBA Nusa Mandiri juga rutin menggelar seminar wajib/internal. “Kami selalu mendorong para dosen STMIK-STBA Nusa Mandiri agar menggalakkan penelitian, sebagai upaya meningkatkan mutu akademik STMIK-STBA Nusa Mandiri,” papar Wahyudi.

Kegiatan akademik tersebut juga digalakkan di kalangan mahasiswa STMIK-STBA Nusa Mandiri. “Kami mendorong para mahasiswa aktif melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan  magang. Sejumlah mahasiswa juga aktif melaksanakan Penelitian Kreativitas Mahasiswa (PKM),” tuturnya.

Selain itu, salah satu kegiatan akademik yang dijagokan oleh STMIK-STBA  Nusa Mandiri adalah menggelar seminar baik yang levelnya nasional maupun internasional. “Sejak tahun 2008, STMIK-STBA Nusa Mandiri menggelar Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT)  yang diadakan  setiap bulan Mei, dan International Seminar on Scientific Issues and Trends (ISSIT)  yang diadakan setiap bulan Oktober,” tuturnya.

SNIT  diikuti oleh para dosen dan peneliti  di lingkungan STMIK-STBA  Nusa Mandiri maupun dari berbagai perguruan tinggi lainnya.  “Sementara itu ISSIT diikuti oleh para dosen dan peneliti dari Indonesia maupun manca negara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Norwedia dan Finlandia,” papar Wahyudi.

Wahyudi menjelaskan, seminar nasional dan internasional  itu tersebut bertujuan untuk memfasilitasi para peneliti dan dosen STMIK-STBA  Nusa Mandiri  untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Hal itu akan mendorong para dosen dan peneliti STMIK-STBA Nusa Mandiri untuk selalu aktif melakukan kegiatan penelitian sebagai salah satu kunci sukses sebuah lembaga pendidikan tinggi,” ujarnya.

Di samping itu, untuk membekali para dosen dan peneliti STMIK-STBA Nusa Mandiri dengan perkembangan terkini di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. “Dengan demikian, pengetahuan, wawasan dan kompetensi mereka di bidangnya masing-masing makin teruji dan terasah. Sehingga,  sebagai dosen dan peneliti mereka dapat memberikan kontribusi yang terbaik untuk para mahasiswa maupun masyarakat,” tegas Wahyudi.

Ia mengungkapkan, SNIT dan ISSIT merupakan hasil kerja sama antara BSI Group (BSI, Universitas BSI, STMIK-STBA Nusa Mandiri, STMIK Antarbangsa), Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM), dan Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), serta Himpunan Lembaga Pendidikan  Tinggi Pariwisata Indonesia (HILDIKTIPARI).

Langkah lain yang tidak kalah strategis adalah studi banding ke sejumlah perguruan tinggi sejenis di luar negeri. “BSI Group, termasuk di dalamnya STMIK-STBA Nusa Mandiri aktif melakukan studi banding dan kerja sama ke sejumlah perguruan tinggi di manca negara. Kami mempunyai target, melalui kerja sama itu, kami dapat melakukan pertukaran dosen dan mahasiswa dengan perguruan tinggi di luar negeri.

Target berikutnya adalah kerja sama penelitian yang melibatkan para dosen dan penelitia  STMIK-STBA Nusa Mandiri dengan para dosen dan peneliti dari perguruan tinggi di luar negeri,” papar Wahyudi.

STMIK Nusa Mandiri  saat ini menyelenggarakan jenjang pendidikan S1 dan S2. Program S2 dibuka sejak tahun 2008. Program S1 terdiri dari Jurusan Sistem Informasi  dan Teknologi Informatika. Sedangkan program S2 menyuguhkan Jurusan Ilmu Komputer. Adapun STBA Nusa Mandiri  menyediakan Jurusan Bahasa Inggris.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement