REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab Lombok Barat (Lobar), Nusa Tenggara Barat, Rabu, menggelar razia ke sejumlah indekos, kawasan wisata Senggigi, sebagai langkah antisipasi masuknya para wanita 'penghibur' asal Dolly, Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Satpol PP Kabupaten Lombok Barat I Nengah Sugiartha mengatakan bahwa kegiatan itu sebagai langkah antisipasi masuknya pekerja seks komersial (PSK) dari Dolly, pascapenutupan lokalisasi di Kota Surabaya tersebut.
"Langkah ini sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya eksodus dan pencemaran penyakit yang kemungkinan dibawa masuk ke kawasan wisata Senggigi oleh mereka yang datang dari Dolly," katanya.
Seperti diketahui, lokalisasi prostitusi yang konon terbesar di Asia Tenggara, yakni Dolly, ditutup secara resmi oleh Pemerintah Kota Surabaya pada hari Rabu (18/6). Ribuan PSK dipulangkan ke kampung halamannya untuk menekuni profesi yang lebih terhormat. Namun, sebagian diduga enggan berpindah jenis pekerjaan dan memilih kabur ke daerah lain.
Ical, sapaan akrab Kasatpol Sugiartha, mengatakan bahwa operasi ini juga dimaksudkan untuk razia penyakit masyarakat (pekat) menjelang Ramadan.
"Kami menginginkan masyarakat yang menjalankan ibadah puasa merasa nyaman, tidak terganggu oleh aktivitas-aktivitas yang menimbulkan gangguan," ujarnya.