Kamis 26 Jun 2014 01:49 WIB

Antisipasi PSK Eks Dolly, Satpol PP Gelar Razia di Senggigi

Red: Yudha Manggala P Putra
 Puluhan Pekerja Seks Komersil (PSK) mengangkat tangan saat mendengarkan orasi usai mengikuti upacara bendera di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/6).
Foto: Antara
Puluhan Pekerja Seks Komersil (PSK) mengangkat tangan saat mendengarkan orasi usai mengikuti upacara bendera di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab Lombok Barat (Lobar), Nusa Tenggara Barat, Rabu, menggelar razia ke sejumlah indekos, kawasan wisata Senggigi, sebagai langkah antisipasi masuknya para wanita 'penghibur' asal Dolly, Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Satpol PP Kabupaten Lombok Barat I Nengah Sugiartha mengatakan bahwa kegiatan itu sebagai langkah antisipasi masuknya pekerja seks komersial (PSK) dari Dolly, pascapenutupan lokalisasi di Kota Surabaya tersebut.

"Langkah ini sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya eksodus dan pencemaran penyakit yang kemungkinan dibawa masuk ke kawasan wisata Senggigi oleh mereka yang datang dari Dolly," katanya.

Seperti diketahui, lokalisasi prostitusi yang konon terbesar di Asia Tenggara, yakni Dolly, ditutup secara resmi oleh Pemerintah Kota Surabaya pada hari Rabu (18/6). Ribuan PSK dipulangkan ke kampung halamannya untuk menekuni profesi yang lebih terhormat. Namun, sebagian diduga enggan berpindah jenis pekerjaan dan memilih kabur ke daerah lain.