Kamis 26 Jun 2014 19:47 WIB

MEIS Tuding Satpol PP 'Ngawur'

Red: Hazliansyah
Salah satu pemegang saham PT MEIS Henry Yosodiningrat saat menjelaskan perihal penutupan MEIS per hari ini, Kamis (26/6/204)
Foto: ist
Salah satu pemegang saham PT MEIS Henry Yosodiningrat saat menjelaskan perihal penutupan MEIS per hari ini, Kamis (26/6/204)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MEIS resmi menghentikan operasi gedung yang kerap dijadikan lokasi konser mulai hari ini, Kamis (26/6).

Henry Yosodiningrat, salah seorang pemegang saham PT MEIS mengatakan, penutupan tidak lepas dari perseteruan mereka dengan PT Wahana Agung Indonesia Propertindo selaku pemilik (pengelola) Mal Ancol Beach City, tempat MEIS berada. 

"Masalah ini sudah akut, tapi saya baru tahu belakangan. Akhirnya manajemen menentukan sikap yang tentunya berkaitan dengan harga diri seperti beberapa waktu lalu direcoki oleh persoalan tidak mendasar, dikatakan tidak memiliki izin dan dikatakan tidak memiliki emergency exit sehingga merugikan nama Mata Elang," kata Henry Yosodiningrat dalam keterangan persnya, Kamis (26/6), di Jakarta. 

Selain itu, kata Henry, faktor lainnya lantaran PT MEIS disebut tidak memiliki undang-undang gangguan. Terkait hal ini, Henry yang juga seorang pengacara mengatakan, pihaknya memang tidak ada kewajiban dan keharusan untuk memiliki izin gangguan. 

Terlebih lagi kegiatan Stadium berada di kawasan Ancol yang peruntukkanya memang untuk pariwisata, sehingga tidak menimbulkan gangguan bagi kesehatan, keselamatan, ketentraman dan atau kesejahteraan terhadap kepentingan umum secara terus menerus. 

Sebelumnya, Satpol PP DKI melayangkan surat peringatan kepada PT MEIS untuk melengkapi surat perizinan, merujuk pada UU Gangguan, Perda DKI dan Keputusan Gubernur DKI. 

"Tapi setelah saya baca tidak ada satu ketentuanpun yang mewajibkan (pengurusan UU Gangguan). Kalaupun ada, dia tidak masuk kriteria usaha yang perlu izin gangguan. Jadi berlebihan untuk urus itu," kata Henry. 

Ia pun mengatakan surat yang dilayangkan Satpol PP DKI sebelumnya "salah alamat". 

"Jadi memang ngawur, yang ngawur itu Satpol PP," kata dia. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement