Advertisement
Advertisement
Jumat 27 Jun 2014 07:03 WIB

Obama Ancam Kenakan Sanksi Tambahan ke Rusia Terkait Ukraina

Presiden AS, Barrack Obama.
Foto: AP
Presiden AS, Barrack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID,Presiden Amerika Serikat Barack Obama Rabu memperingatkan, bahwa sanksi-sanksi tambahan akan dikenakan jika Rusia tidak bergerak cepat mengurangi ketegangan di Ukraina timur.

Dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, Obama juga berikrar untuk menekan Rusia guna membujuk kelompok separatis mematuhi kesepakatan gencatan senjata, kata Gedung Putih.

Kedua pemimpin sepakat untuk "mengkoordinasikan langkah-langkah guna memberikan biaya tambahan kepada Rusia jika gagal untuk mengambil tindakan cepat guna meredakan situasi di Ukraina timur," di mana 400 orang tewas dalam kerusuhan sejak April, tambahnya dalam satu pernyataan.

Obama dan Renzi "juga menekankan perlunya bagi Rusia untuk menggunakan pengaruhnya atas kelompok separatis dengan membujuk mereka untuk mematuhi gencatan senjata dan bagi Rusia untuk mengambil langkah-langkah konkret segera untuk menghentikan aliran senjata dan militan melintasi perbatasan," kata pernyataan itu.

Gedung Putih mengatakan, kedua pemimpin sepakat bahwa Ukraina dan separatis harus melanjutkan pembicaraan mereka untuk mengimplementasikan rencana perdamaian yang didukung oleh Presiden Petro Poroshenko.

Pemimpin-pemimpin baru Ukraina yang didukung Barat berjanji sebelumnya untuk tetap dengan gencatan senjata sepihak mereka dan mengejar pembicaraan damai meskipun satu helikopter militer mereka dijatuhkan oleh milisi pro-Rusia dalam wilayah timur yang dirobek perselisihan.

Kematian sembilan prajurit di luar benteng pemberontak Slavyansk dan tewasnya dua tentara dalam serangan sporadis yang memicu Poroshenko mengancam untuk melepaskan operasi militer kuat baru di wilayah Russified tersebut, demikian AFP.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ikuti Berita Republika Lainnya