REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dewan Imam Victoria dan Grand Mufti Australia menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Ahad (29/6). Penetapan ini diumumkan Kamis (26/6) dengan menggunakan metode perhitungan bulan.
Dewan Imam Victoria menyatakan, hilal, yang biasanya menjadi rujukan dalam penetapan bulan baru dalam kalender Islam, sulit dilihat untuk menetapkan Ramadhan. "Untuk menetapkan ini perlu waktu sekitar lebih dari 47 menit sejak saat mulai matahari tenggelam dan saat bulan menjelang naik," ujar Mohamadu Saleem, dari Dewan Imam Victoria, baru-baru ini.
"Tapi waktu musim dingin ini sulit dilakukan, mengingat waktu antara keduanya yang sangat singkat. Jadi kami menggunakan perhitungan umur bulan," kata Saleem kepada Erwin Rinaldi dari ABC International.
Victoria dan kebanyakan negara bagian lainnya akan memulai Ramadan pada Ahad atau mulai Magrib di hari Sabtu. Sementara itu sejumlah mahasiswa Indonesia yang baru pertama kali akan menjalankan ibadah puasa di Melbourne mengaku tak sabar lagi untuk mencoba berpuasa.
"Tentunya ini menjadi tantangan sendiri ya, tetapi saya dengar puasa disini lebih enak karena lebih sebentar," ujar Cahyadi Rahman, mahasiswa yang baru akan memulai semester pertamanya di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT).
Lain lagi dengan Annisa Khairunisa, yang sudah hampir setahun tinggal di Melbourne. Mahasiswi dari University of Melbourne ini mengaku Ramadan di Australia justru lebih terasa.
"Karena di sini ibadah puasa menjadi sangat private mengingat umat Muslim adalah minoritas," ujar Annisa yang belajar ilmu lingkungan.
Di Melbourne, lamanya puasa sekitar 11 jam. Subuh dimulai pada pukul 6 pagi dan buka puasa sekitar pukul 5 sore.