REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebanyak enam tim astrofotografi telah diberangkatkan ke pos pemantau hilal di enam wilayah sejak Kamis (26/6) dan dijadwalkan tim melakukan rukyat pada Jumat (27/6) mulai pukul 13.09 hingga matahari terbenam sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
"Ke enam tim merupakan gabungan dari berbagai elemen, antara lain PB Nahdlatul Ulama, PP Muhammadiyah, perguruan tinggi negeri dan swasta, astronom, peneliti serta praktisi," kata President Director PT Jagat Pariwara Media Citra, Joko Intarto dalam siaran pers yang dikirim ke Makassar, Jumat (27/6).
Astrofotografi merupakan sebuah metode baru yang bisa digunakan untuk menetapkan awal bulan dalam tarikh Hijriyah. Metode ini bisa merekam pergerakan bulan tidak hanya pada saat terjadinya konjungsi bersamaan dengan waktu tenggelamnya matahari, tetapi sudah bisa "melihat" posisi bulan sejak pagi hari.
"Pergerakan inilah yang direkam menggunakan teknik fotografi dan videografi. Hasilnya dianalisa secara matematis dan astronomis, sehingga bisa menetapkan kapan saat terjadinya 'peralihan' dari bulan akhir ke bulan baru tanpa terpengaruh hujan, mendung atau kabut," katanya.
Istilah astrofotografi, ujar dia, berasal dari kata "astronomi" dan "fotografi". "Secara mudah, astrofotografi adalah penggunaan teknik perekaman objek-objek astronomi seperti bulan, bintang, nebula dan galaksi. Dengan kemajuan teknologi, astrofotografi bisa menghasilkan rekaman berupa foto dan video," katanya.