Tradisi Nyekar Buka Peluang Usaha

Red: Agung Sasongko

Sabtu 28 Jun 2014 05:33 WIB

Peziarah berdoa di depan makam sanak saudaranya di kompleks pemakaman Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Senin (23/6). Foto: Republika/Raisan Al Farisi Peziarah berdoa di depan makam sanak saudaranya di kompleks pemakaman Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Senin (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tradisi nyekar atau menziarahi makam keluarga membuka peluang usaha bagi sejumlah warga setempat.

"Sudah tiga hari ini sya berjualan bunga untuk keperluan nyekar, keuntungannya lumayan untuk membeli keperluan bulan Ramadhan," kata Tati (34) penjual bunga dan air di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Jahe, Bandarlampung, Jumat kemarin.

Dia mengatakan, bunga yang dijual didapat dari sekitar lingkungan rumahnya yang berada di Kelurahan Kebun Jahe, Kecamatan Tanjung Karang Timur (TKT), dan kebetulan banyak tertanam di pekarangan rumah warga. Untuk berjualan bunga, dia hanya bermodalkan plastik berukuran satu kilogram yang dibeli satu bungkus. Bunganya dijual Rp3.000 per bungkus.

Tati yang sehari-harinya ibu rumah tangga menuturkan, untuk satu plastik bunga yang telah dicampurkan air dijual dengan harga Rp5.000 dan bila airnya saja hanya Rp2.000. "Untuk air mineral, hanya bermodalkan botol bekas yang didapat dari rongsokan dan mencari di lingkungan sekitar rumah," katanya.

Salah satu warga lainnya yang mengais rezeki dengan membantu membaca doa, Riswan (45), mengatakan dengan membantu membaca doa bagi keluarga yang telah ditinggalkan ia mendapatkan pahala dan juga keuntungan dari segi materil.

"Sudah tiga hari membantu warga, pekerjaan ini bukan hanya materi yang dicari namun juga pahala dan membantu warga lain," katanya.

Riswan yang sehari-sehari sebagai penjaga musholla di lingkungan rumahnya yang berada di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan TKT, mengatakan, ia menwarkan jasanya kepada warga yang ingin berziarah ke makam keluarganya.

Terpopuler