REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia tertarik untuk memulihkan hubungan dekat dengan Libya di bidang perdagangan dan energi serta memperluas kerja sama militer dan teknis, kata Presiden Rusia Vladimir Putin Jumat.
"Kami dengan erat menjajaki pengembangan hubungan dengan Libya. Kami mendukung upaya yang dilakukan oleh pihak berwenang Libya untuk menstabilkan situasi di negara itu dan menjamin rekonsiliasi nasional," kata Putin dalam upacara akreditasi diplomatik oleh 14 duta besar asing ke Rusia yang disiarkan di Rossiya-24.
Pada Rabu, Libya memilih 200 anggota parlemen baru, termasuk 32 wanita, dari 1.628 calon.
Rakyat Libya berharap Kongres Umum Nasional akan mengakhiri kekerasan dan kekacauan politik di negara itu.
Kementerian Luar Negeri Rusia sebelumnya menyambut baik keputusan pihak berwenang Libya untuk mengadakan pemilihan parlemen, dan mengatakan langkah lebih lanjut bisa mendorong proses politik di negara itu.