REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Tim ekskavasi Balai Arkeologi Yogyakarta kembali menemukan dua bentuk tangga dengan bahan batu yang berbeda di Situs Liyangan Desa Purbosari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
"Pada ekskavasi yang berlangsung pada 17-28 Juni 2014, kami kembali menemukan dua bentuk tangga, sebuah tangga dari batu alam dan satunya dari batu putih," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Liyangan Sugeng Riyanto di Temanggung, Sabtu.
Ia mengatakan tangga dari batu alam ditemukan di ujung paling atas dari jalan batu dengan sembilan trap dan tangga dari sejenis batu putih ditemukan menghubungkan areal hunian dengan areal ibadah di bagian bawah.
Menurut dia, temuan tangga dari batu putih tersebut paling penting pada tahap ekskavasi kali ini karena temuan tersebut mengubah hipotesis sebelumnya, yakni antara areal hunian di bawah dengan areal ibadah itu dihubungkan dengan jalan batu. Jadi penghuninya lewat jalan batu kemudian masuk ke areal peribadatan.
"Namun, dengan ditemukannya tangga batu putih yang menghubungkan areal ibadah dengan areal hunian, maka penghuni di bawah kalau mau ke areal ibadah ternyata tidak hanya lewat jalan batu tetapi juga bisa lewat tangga. Ini temuan yang sangat penting pada kali ini," katanya.
Ia mengatakan dengan ditemukannya dua tangga tersebut maka di situs zaman Mataram Kuno ini terdapat tiga jenis tangga, yakni sepasang tangga yang menyatu dengan selasar menghubungkan halaman pertama areal ibadah menuju halaman utama. Tangga ini dibuat dari balok-balok batu andesit.
Kemudian tangga dari batu-batu alam berukuran kira-kira 30-40 centimeter bersusun sembilan trap dan yang ketiga merupakan temuan terakhir menghubungkan areal hunian dengan areal ibadah.
Ia menuturkan pada ekskavasi kali ini membuka tiga lot, sasaran pertama tangga batu alam, kedua di halaman pertama areal ibadah ditemukan sebuah batur lagi tetapi dalam kondisi sudah rusak, diperkirakan bentuknya bujur sangkar seperti batur yang berada di sebelahnya, dan ketiga tangga batu putih.
Selain struktur, katanya, tim juga menemukan arang sisa tiang dengan diameter 30 hingga 35 sentimeter diperkirakan bagian dari batur pendapa.
"Sekarang kondisinya dikonservasi, nanti kami kerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya dan Balai Konservasi Borobudur untuk mengawetkan temuan arang itu yang nantinya akan menjadi bagian dari situs ini," katanya.