REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Irak telah meminta Perserikatan Bangsa Bangsa untuk membantu dalam menghadapi kelompok garis keras Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL), untuk melindungi wilayah dan rakyatnya terhadap skema gerilyawan.
Menteri Luar Negeri Irak, Hoshyar Zebari, dalam pesan yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan, "Kami mendesak PBB dan masyarakat internasional untuk mengakui realitas ancaman yang luar biasa dan berbahaya yang dihadapi negara kita dan seluruh komunitas internasional."
"Organisasi teroris telah menggores perbatasan dan menimbulkan kekerasan serta perang saudara," kata Zebari mengenai ISIL, pasukan yang telah bergerak melintasi perbatasan dengan negara tetangga Suriah.
"Atas dasar ini, kami membutuhkan bantuan Anda untuk
mengalahkan (ISIL) dan melindungi wilayah kami serta rakyat kami," kata Zebari.
Menteri luar negeri meminta bantuan untuk pelatihan militer, bantuan teknologi dan senjata yang dapat digunakan untuk "menghilangkan basis teroris dan memberikan tempat berlindung yang aman."
Irak, katanya, sedang mencari bantuan darurat dari masyarakat internasional, menurut perjanjian bilateral dan multi-lateral, dalam rangka penghormatan penuh terhadap kedaulatan nasional dan konstitusi Irak.
Gerilyawan ISIL, katanya, telah meneror warga, melakukan eksekusi massal, menekan minoritas, menghancurkan masjid-masjid, makam-makam dan gereja, dan memperingatkan bahwa ribuan "teroris dari beragam bangsa telah menyusup ke Irak dari Suriah."