Ahad 29 Jun 2014 07:35 WIB

Negara Ini Terancam Kelangkaan Sperma

 Sperma (ilustrasi)
Foto: ibnujafar86.wordpress.com
Sperma (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menghadapi kelangkaan sperma yang bisa membuat klinik-klinik kesuburan menerima sperma kualitas buruk, kata Masyarakat Kesuburan Inggris. Sejumlah klinik mengandalkan sperma impor untuk memenuhi permintaan.

Namun, ketua asosiasi yang dikenal dengan istilah BFS itu, Dr Allan Pacey, mengatakan ia khawatir sejumlah klinik akan menerapkan standar rendah untuk mendapatkan donor sperma. Ada dugaan bahwa jumlah donor sperma lebih sedikit setelah hak anonimitas dihapus pada 2005.

Permintaan donor menurun setelah kemajuan dalam teknologi kesuburan membuat lebih banyak pria menjadi ayah dari anak mereka sendiri. Namun kekurangan donor terus terjadi.

Angka dari regulator kesuburan, Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA), menunjukkan bahwa satu dari empat sampel donor berasal dari luar negeri. Angka itu dulu hanya satu dari 10 sampel pada 2005. Bank-bank sperma di Denmark dan AS adalah pemasok utama.

Dr Pacey memperingatkan bahwa ada pilihan terbatas dan waktu tunggu yang lebih lama yang bisa memicu praktek berisiko, termasuk inseminasi sendiri dengan sperma teman atau mencari perawatan di negara dengan peraturan kesuburan yang tidak ketat. "Kita masih mengalami kekurangan sperma di Inggris," ujarnya kepada BBC.

"Kekhawatiran kami adalah klinik bisa saja memutuskan mengubah kualitas sperma yang mereka terima demi mendapat donor dan saya pikir hal itu sangat berbahaya," papar Dr Pacey.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement