REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO) pada 29 Juni memamerkan berton-ton amunisi dan senjata ilegal. Senjata dan amunisi itu disita militer dari berbagai wilayah di Thailand pada 22 Mei-25 Juni. NCPO mengatakan militer dan pasukan tugas polisi ambil bagian dalam serangan merebut senjata tersebut.
"Jakrapob Penkair adalah orang yang berada di balik gerakan [bawah tanah] dan terlibat dengan senjata-senjata ini," kata Wakil Komandan Polisi Metropolitan Bangkok Kolonel Polisi Songpol Wattanachai, Senin (30/6).
Dia menambahkan penyelidikan yang dilakukan berujung pada dikeluarkannya surat perintah penangkapan Sekretaris Eksekutif Thailand Merdeka untuk HAM dan Demokrasi itu. Organisasi oposisi junta militer tersebut beroperasi di luar Thailand.
NCPO juga mengatakan salah satu alasan utama dilakukannya kudeta pada 22 Mei adalah pembentukan angkatan bersenjata ilegal serta persenjataan ilegal dalam persiapan untuk menyerang lawan-lawan mereka.
"Ini berarti senjata-senjata itu digunakan untuk menyakiti orang di kota. Di banyak negara insiden ini tidak bisa ditoleransi," kata Wakil Juru Bicara Angkatan Darat Winthai Suvaree.
Senjata api ilegal yang disita terdiri dari 1.996 senjata, 31.840 butir amunisi dan 256 alat peledak. Senjata-senjata termasuk senapan, senapan mesin, pistol dan peluncur granat.
[removed][removed] [removed][removed]