REPUBLIKA.CO.ID, Dia adalah saudara Anas bin Malik, namanya Al-Barra' bin Malik. Dia adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang juga pahlawan perang.
Walau bertubuh kerempeng dan berkulit legam, namun ia mampu menewaskan ratusan orang musyrik dalam perang tanding satu lawan satu.
Dalam Perang Yamamah, perang melawan pasukan Musailamah Al-Kadzdzab pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al-Barra' bin Malik menunjukkan kepahlawanannya.
Ketika panglima perang Khalid bin Walid melihat pertempuran kian berkobar, ia berpaling kepada Al-Barra' seraya berseru, "Wahai Al-Barra', kerahkan kaum Anshar!"
Saat itu juga Al-Barra' berteriak memanggil kaumnya. "Wahai kaum Anshar, kalian jangan berpikir kembali ke Madinah! Tidak ada lagi Madinah setelah hari ini. Ingatlah Allah, ingatlah surga!"
Setelah berkata demikian, dia maju mendesak kaum musyrikin, diikuti prajurit Anshar. Pedangnya berkelebat, menebas musuh-musuh musuh Allah yang datang mendekat.
Melihat prajuritnya berguguran, Musailamah dan kawan-kawannya kecut dan gentar. Mereka lari tunggang-langgang dan berlindung di sebuah benteng yang terkenal dalam sejarah dengan nama Kebun Maut.
Kebun Maut adalah benteng terakhir bagi Musailamah dan pasukannya. Pagarnya tinggi dan kokoh. Sang pendusta dan pengikutnya mengunci gerbang benteng rapat-rapat dari dalam. Dari puncak benteng, mereka menghujani kaum Muslimin yang mencoba masuk dengan panah.
Menghadapi keadaan yang demikian, kaum Muslimin sempat kebingungan. Dalam benak Al-Barra' muncul ide. Ia pun berteriak, "Angkat tubuhku dengan galah dan lindungi dengan perisai dari panah-panah musuh. Lalu lemparkan aku ke dalam benteng musuh. Biarkah aku syahid untuk membukakan pintu, agar kalian bisa menerobos masuk."
Dalam sekejap, tubuh kerempeng Al-Barra' telah dilemparkan ke dalam benteng. Begitu mendarat di benteng bagian dalam, ia langsung membuka pintu gerbang. Dan kaum Muslimin pun membanjir menerobos masuk.
Pedang mereka berkelebat menyambar tubuh dan kepala musuh. Lebih dari 20.000 orang murtad tewas, termasuk pimpinan mereka; Musailamah Al-Kadzdzab.