Selasa 01 Jul 2014 14:57 WIB

Sleman Kehabisan Stok Kedelai dan Bawang Merah

Rep: Nur Aini/ Red: Hazliansyah
Perajin mengolah kedelai untuk dijadikan tempe di kawasan Senen, Jakarta.
Foto: Prayogi/Republika
Perajin mengolah kedelai untuk dijadikan tempe di kawasan Senen, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketersediaan kedelai di Kabupaten Sleman pada Ramadhan 2014 ini mulai menipis. Meski kebutuhan masih stabil, kedelai tetap harus didatangkan dari daerah lain selama Ramadhan terutama jelang Idul Fitri. 

Dari catatan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman, tidak ada produksi lokal kedelai pada Ramadhan 2014. Dengan tidak adanya produksi, Sleman kekurangan kedelai hingga 4.994,35 ton. 

"Kebutuhan yang perlu diwaspadai di Sleman adalah kedelai karena kebetulan saat ini bukan musim panen," ujar Ketua TPID Sleman, Sunartono, Selasa (1/7). 

Kekurangan kedelai di Sleman terutama disebabkan tidak adanya produksi dari petani lokal. Di samping belum masa panen, petani yang menanam kedelai di Sleman dinilai tidak banyak. Panen kedelai di Sleman diprediksi baru dilakukan setelah Lebaran. Kekurangan kedelai tersebut, kata Sunartono, akan dilaporkan ke pemerintah pusat. 

Meski stok kurang, Sunartono mengaku tim di lapangan belum menemukan kenaikan harga yang signifikan pada harga makanan olahan kedelai seperti tahu dan tempe. Dia menilai pihaknya sudah mengecek jalur distribusi barang untuk memastikan pengiriman kebutuhan pokok dari daerah lain lancar sehingga tidak berefek pada harga. 

"Kami sudah pantau kesiapan transportasi dan BBM untuk distribusi barang dan untuk di Sleman masih aman," ungkapnya. 

Selain kedelai, Kabupaten Sleman kekurangan stok bawang merah. Bahkan, produksi bawang merah tidak ada sama sekali. Padahal, kebutuhan bawang merah di Sleman untuk Ramadhan mencapai 1.503,32 ton. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement