Selasa 01 Jul 2014 21:42 WIB

Harga Gabah Kering Petani Naik 2.02 Persen

Rep: friska yolanda/ Red: Taufik Rachman
Para pekerja di sebuah penggilingan gabah menjemur dan membersihkan gabah kering.
Foto: Antara
Para pekerja di sebuah penggilingan gabah menjemur dan membersihkan gabah kering.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Selama Juni 2014, harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami peningkatan 2,02 persen menjadi Rp 4.213,83 per kilogram (kg). Di penggilingan, harga GKP meningkat dua persen menjadi Rp 4.293,51 per kg.

Harga gabah kering giling (GKG) di petani naik 2,02 persen menjadi Rp 4.664,43 per gk. Sementara, di penggilingan harga GKG naik 2,19 persen menjadi Rp 4.750,45 per kg.

"Ini penting diperhatikan pemerintah karena akan berdampak pada harga beras di bulan berikutnya," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, Selasa (1/7).

Survei monitor harga Juni 2014 dilakukan terhadap 1.047 observasi transaksi penjualan gabah di 22 provinsi. Observasi harga berasal dari wilayah sampel di Jawab sebanyak 498 observasi, Sumatra 271 observasi, Kalimantan 134 observasi, Sulawesi 66 observasi, dan Nusa Tenggara Barat sebanyak enam observasi.

Dasi hasil observasi, tercatat harga gabah masih didominasi oleh transaksi GKP sebanyak 760 observasi, gabah kualitas rendah 170 observasi dan GKG 177 observasi.

Meskipun harga gabah mengalami kenaikan di petani, jumlah rumah tangga usaha tanaman padi mengalami penurunan. Hasil sensus pertanian 2013 menunjukkan, jumlah rumah tangga usaha tanaman pagi turun 0,41 persen menjadi 14,1 juta rumah tangga bila dibandingkan dengan sensus pertanian 2003.

Sebagian besar usaha tanaman padi berada di Pulau Jawa sebesar 8,7 juta rumah tangga dan Sumatra sebesar 2,6 juta rumah tangga. Dibandingkan 2003, jumlah ini mengalami penurunan 0,41 persen atau 58,4 ribu rumah tangga.jumlah ini mengalami penurunan 0,41 persen atau 58,4 ribu rumah tangga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement