Rabu 02 Jul 2014 08:43 WIB

Petani Indramayu Keluhkan Kelangkaan Pupuk

Rep: Lilis Handayani/ Red: M Akbar
HARGA PUPUK DIATAS HET - Petani manabur pupuk urea di areal sawah di Kampung Kesawon, Sukawana, Kaligandu, Serang, Banten
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/
HARGA PUPUK DIATAS HET - Petani manabur pupuk urea di areal sawah di Kampung Kesawon, Sukawana, Kaligandu, Serang, Banten

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di berbagai daerah di Kabupaten Indramayu mengeluhkan sulitnya memperoleh pupuk. Jika tidak segera diatasi maka kondisi itu akan membuat hasil panen padi berkurang.

''Selain langka, harga pupuk juga melambung,'' ujar Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, Rabu (2/7).

Sutatang mengatakan, kondisi itu setidaknya dialami petani di 15 kecamatan dari 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu. Di antaranya, Kecamatan Kandanghaur, Losarang, Lohbener, Jatibarang, Sliyeg, Arahan, Cantigi dan Kertasemaya.

Sutatang mengatakan, pupuk yang sulit diperoleh adalah pupuk SP36, Ponska dan urea. Harga pupuk SP36 dan Ponska mencapai Rp 3.000 per kg, dan harga pupuk urea Rp 2.000 per kg. Harga tersebut jauh lebih mahal dibanding harga eceran tertinggi.

Menurut Sutatang, keterlambatan pemberian pupuk akan menurunkan hasil panen. Dalam kondisi normal. produksi gabah kering panen mencapai delapan ton per hektare. Sedangkan akibat keterlambatan pemupukan, produksi akan turun menjadi lima sampai enam ton per hektare.

''Kami berharap pemerintah segera mengatasi masalah ini,'' tandas Sutatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement