Rabu 02 Jul 2014 11:22 WIB

Semester I 2014, Malaysia Terbitkan Sukuk Rp 12 Triliun

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Keuangan syariah (ilustrasi).
Foto: Theedge.me
Keuangan syariah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service mencatat perbankan Malaysia mencetak rekor penerbitan obligasi syariah di sepanjang semester pertama 2014. Setidaknya ada 3,25 miliar ringgit atau setara Rp 12,08 triliun sukuk yang telah diterbitkan perbankan Malaysia.

Perbankan syariah di Malaysia dinilai Moody telah tumbuh dengan sangat pesat. Aset perbankan syariah di Malaysia per akhir Mei 2014 mencapai Rp 1.605 triliun. 

"Nilai ini mewakili 21 persen terhadap total aset perbankan di Malaysia, dibandingkan 2009 sebesar 16 persen," kata AVP Moody Simon Chen, seperti dilansir CPI Financial, Rabu (2/7).

Sejalan dengan tingginya pertumbuhan aset, perbankan syariah memberikan kontribusi besar dalam penambahan volume sukuk di Malaysia. Penerbitan sukuk dinilai akan terus bertambah untuk menjaga profitabilitas dan pertumbuhan modal perbankan syariah di Malaysia.

Moody memperkirakan, bank syariah Malaysia memerlukan Rp 9,31 triliun ekuitas baru sampai 2016 untuk menjaga rasio modal pada level saat ini. Bank di Malaysia menjaga pertumbuhan modal sebesar delapan persen dan aset tertimbang menurut risiko sebesar 11 persen per tahun.

Menurut laporan Moody, ekuitas Rp 9,31 triliun itu akan membengkak menjadi Rp 32,38 triliun pada 2020. Modal baru ini akan diraih dari penerbitan sukuk untuk mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan, serta mempertahankan persyaratan modal minimum.

Moody melihat tren pertumbuhan sukuk akan terus meningkat. Hal ini didorong oleh kuatnya permintaan dari industri negara dengan penduduk mayoritas Muslim tersebut.

"Hal ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk meningkatkan proporsi pembiayaan syariah sebesar 40 persen dari total pembiayaan dalam negeri pada 2020," kata Global Head for Islamic Finance Moody Khalid Howladar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement