Tidak Ada Hidangan Ramadhan Bagi Tahanan Muslim di Mumbai

Rep: c64/ Red: M Akbar

Rabu 02 Jul 2014 13:18 WIB

Tahanan (ilustrasi) Tahanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI --  Belasan tahanan yang diduga sebagai anggota terorisme harus menjalani puasa tanpa mendapatkan hidangan selama berada di penjara Mumbai. Hidangan Ramadhan yang biasanya dipersiapakan dan diantar oleh keluarga tahanan.

''Sebelumnya, setiap tahun para tahanan diperbolehan untuk mendapatkan hidangan Ramadhan yang di bawakan oleh keluarga mereka,'' kata Gulzar Azmi, Sekretaris Jenderal Jamiat Umena-e-Hindi Maharashtra, seperti yang dikabarkan OnIslam (1/6).

Ia berkata, para tahanan sangat berharap tahun ini akan mendapatkan izin tersebut lagi, tetapi hasil dari persidangan telah memutuskan untuk menolak permintaan izin tersebut.

Pelarangan tersebut diputuskan oleh hakim pada Juni lalu. Dalam amar putusannya, hakim menolak memberikan hak para tahanan untuk mendapatkan hidangan Ramadhan, seperti hidangan ketika sahur, berbuka puasa.

Keputusan penolakakan itu ditujukan kepada 19 tahanan Muslim yang diduga sebagai anggota teroris dalam memperoleh hak mendapatkan hidangan Ramadhan yang dibuatkan oleh keluarga mereka selama Ramadhan.

Permintaan para tahanan Muslim itu diajukan di Pengadilan Pengendalian Tindak Kejahatan Maharashtra (MCOCA). Dalam pengadilan tersebut memutuskan untuk menyediakan makanan untuk sahur dan berbuka puasa dengan waktu yang mana waktunya tidak dirubah sama sekali.

Jamiat Ukema-e-Hindi menolak keputusan tersebut, mereka memandang keputusan tersebut sangat diskriminatif. Mereka pun segera membawa masalah ini kepengadilan tinggi terkait penolakan 19 tahanan untuk mendapatkan hidangan Ramadhan sendiri.

''Kami telah mengadakan diskusi dan sampai pada kesimpulan bahwa ketentuan penjara menyatakan, tidak adanya ketentuan untuk mendapatkan hidangan yang dibuat oleh keluarga mereka,'' kata Gulzar Azmi.

Terpopuler