REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Al Hikmah awalnya sebuah mushala kecil di persimpangan Ahmad Yani. Karena letaknya strategis, masjid ini tak pernah sepi dari jamaah.
Yang istimewa, jamaah masjid ini berasal dari seluruh wilayah kota Bandung. Maklum, karena strategis, masjid ini selalu disinggahi para warga yang kebetulan melintas di kawasan tersebut.
Geliat masjid ini mulai terlihat menjelang shalat subuh. Warga RW 08 Kelurahan Samboja selalu memanfaatkan masjid tersebut untuk kegiatan shalat berjamaah. Begitu selesai warga menjalankan shalat subuh, rombongan jamaah, umumnya para penumpang KRL, dan pedagang kaki lima, pun datang dan melaksanakan shalat wajib secara bergantian.
Lantaran kapasitasnya tak lagi memenuhi kebutuhan para jamaah, pengelola masjid akhirnya merenovasi sebanyak empat kali, hingga akhirnya mushala ini menjadi masjid. ‘’Masjid ini dibangun di atas tanah milik PT KAI. Kami mendapat izin memanfaatkan lahan ini secara lisan dari pejabat PT KAI saat itu,’’kata H A Imron (68 tahun), pendiri sekalugus pengurus masjid ini kepada ROL.
Imron tak ingat benar tahun pendirian masjid tersebut. Sekitar tahun 80-an, ia yang baru menjadi tenaga honorer di Pemkot Bandung membangun sebuah mushala di tanah milik PT KAI tersebut. Bersama orangtua dan keluarganya, ia bergotong-royong membangun mushala tersebut. Selain mushala, juga dibangun kamar mandi untuk kepentingan para jamaah.
‘’Urunan aja dari keluarga. Ada juga warga yang menyumbang. Nak pake proposal-proposalan meminta bantuan kesana kemari,’’kata pensiunan Bappeda Kota Bandung ini.
Masjid ini tak memiliki pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) seperti masjid pada umumnya. Kegiatan masjid, kata Imron, dilakukan secara sukarela oleh jamaah dan warga sekitar. Menurut dia, meski tak ada pengurus DKM kegiatan di mesjid ini tetap berjalan.
‘’Karena rumah saya yang paling dekat dengan masjid ini, jadi warga mempercayakan pengelolaan kepada saya,’’kata Imron.
Saat ramadhan seperti sekarang ini, masjid Al Hikmah tak pernah sepi dari kegiatan keagamaan. Selepas sahalat subuh, banyak jamaah yang melakukan tadarus. Sekitar pukul 08.30 hingga pukul 11.00 WIB, rombongan ibu-ibu majelis taklim memenuhi masjid tersebut untuk tadarusan dilanjutkan dengan tausiah.
‘’Tiap hari kami menggelar kegiatan tadarusan di masjid ini,’’kata Hj Ratmi Ratna Ningsih, Ketua Majelis Taklim Al Hikmah.
Menurut Ratna, setiap hari ibu-ibu anggota majelis taklim memanfaatkan masjid ini untuk kegiatan keagamaan. Tak hanya tadarusan, kata dia, kegiatan ceramah agama dengan mendatangkan ustad dari luar pun rutin dilakukan. Pada hari-hari besar Islam, imbuh dia, selalu digelar kegiatan.
‘’Anggotanya sebagian besar perempuan yang sudah sepuh,’’kata dia setengah tertawa.