REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harga minyak sedikit lebih tinggi di Asia pada Rabu (2/7) sore, karena para pedagang menunggu rilis laporan persediaan AS untuk petunjuk tentang permintaan di konsumen minyak mentah utama dunia, sementara data manufaktur Cina yang positif memberikan dukungan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus, naik 10 sen menjadi 105,44 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent naik sembilan sen menjadi 112,38 dolar AS dalam perdagangan sore.
"Dengan sedikit petunjuk arah di perdagangan Asia, fokus pada laporan persediaan mingguan dari Badan Informasi Energi AS yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat," kata para analis.
Cadangan diperkirakan telah jatuh 1,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 27 Juni, menurut analis yang disurvei oleh Wall Street Journal. Stok bensin kemungkinan naik 200 ribu barel, dan persediaan sulingan, yang meliputi minyak pemanas dan diesel, diperkirakan telah naik 800 ribu barel.
United Overseas Bank Singapura (UOB) mengatakan, harga minyak mempertahankan dukungan karena data manufaktur positif di Cina. Aktivitas manufaktur Cina meningkat di laju tercepat tahun ini pada Juni berdasarkan hasil survei resmi yang dirilis Selasa (1/7) kemarin. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa upaya Beijing untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan di ekonomi nomor dua dan konsumen energi utama dunia itu mendapatkan traksi.
UOB mengatakan kekhawatiran atas kemungkinan gangguan pasokan di produsen minyak mentah utama Irak juga sedang berkurang.