Rabu 02 Jul 2014 17:20 WIB

Satelit Deteksi 543 Titik Panas di Riau Sepanjang Juni

Titik panas kebakaran hutan di Sumatra
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura mendeteksi kemunculan 543 titik panas (hotspot) sepanjang Juni 2014 yang merupakan terparah dalam tiga bulan terakhir (April-Juni).

"Saat ini Satgas Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau masuh terus bekerja untuk mengatasi masalah kebakaran lahan di Riau," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri kepada pers di Pekanbaru lewat pesan elektronik yang diterima, Rabu (2/7) siang.

Menurut data rekapitulasi hasil pantauan "hotspot" oleh satelit NOAA 18 menyebutkan, sepanjang Juni titik panas terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni 208 titik, kemudian di Bengkalis sebanyak 66 titik.

"Hotspot" juga terdeteksi satelit berada di wilayah Kota Dumai yakni 46 titik, menyusul di Kabupaten Indragiri Hulu ada 45 titik panas tersebar di berbagai wilayah kecamatan di sana.

Di Pelalawan, titik panas menurut data Satgas sepanjang Juni ada sebanyak 52 titik, kemudian di Indragiri Hilir sebanyak 25 titik, dan di Rokan Hulu serta Kabupaten Kampar masing-masing 23 titik.

Di Kabupaten Siak sepanjang Juni terdeteksi sebanyak 22 titik panas, kemudian di Kabupaten Kepulauan Meranti serta Kota Pekanbaru masing-masing hanya ada satu titik panas.

Satgas Darurat Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau mencatat, secara keseluruhan atau sepanjang 2014 (Januari-Juni), terdeteksi ada 3.121 titik panas di daratan Provinsi Riau. Terbanyak justru berada di Kabupaten Bengkalis yakni 653 titik, dan di Rokan Hilir mencapai 490 titik.

Sampai saat ini Satgas melaporkan tim masih terus melakukan upaya pemadaman titik kebakaran lahan dari jalur darat maupun udara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement