Rabu 02 Jul 2014 20:03 WIB

Rencana Pembangunan Pemakaman Muslim di Marulan Ditolak

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Dewan Kota Goulburn-Mulwaree di New South Wales menolak permohonan pembangunan pemakaman khusus warga Muslim di Kota Marulan. Dewan Kota telah mempertimbangkan proposal pembangunan pemakaman Muslim itu selama setahun. Pada Selasa (1/7) malam,  melalui mekanisme voting akhirnya memutuskan menolak permohonan tersebut.

Ihwal penolakan itu bermuka ketika masyarakat Muslim Al Mabarrat Benevolent bermaksud mendirikan pemakaman yang dirancang mampu menampung 3.500 makam dan ruangan untuk beribadah di Kota Marulan. Namun Dewan Kota Goulburn-Mulwaree mengatakan pihaknya setelah menerima lebih dari 100 usulan dari publik yang kebanyakan menentang rencana tersebut.

Seorang konsultan perencanaan yang berbasis di Sydney, Richard Smyth mengaku menerima email bernada rasis mengenai rencana pembangunan pemakaman Muslim tersebut. Smyth mengatakan muncul kekhawatiran mengenai akses menuju kawasan tersebut, namun ada juga yang menyampaikan komentar bernada tidak menyenangkan.

"Saya pernah membangun tempat sholat di Earlwood pada tahun 1998 dan sekitar 1,000 orang mendatangi pertemuan di Dewan Kota menolak pembangunan tersebut,” tuturnya, belum lama ini.

"Pengadilan menyetujui pembangunan tempat ibadah tersebut dan sejak itu baru pembangunan fasilitas kaum muslim itu dapat dilanjutkan,” katanya.

"Sementara di wilayah Annangrove kita menerima sekitar 4000 keberatan dari sekitar 500 keluarga,” tambahnya.

Mayor Geoff Kettle mengatakan dia mendukung penuh keputusan Dewan Kota karena permohonan pembangunan pemakaman itu tidak memenuhi sejumlah persyaratan seperti diantaranya memiliki akses yang baik untuk menuju ke kawasan pemakaman tersebut.

Kettle menambahkan permohonan pembangunan sarana itu juga gagal menunjukan kalau kehadiran sarana tersebut tidak akan berdampak pada kualitas air bawah tanah dan limpasan air dipermukaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement