Kamis 03 Jul 2014 01:54 WIB

FIFA Tak Temukan Bukti Pengaturan Skor di Laga Piala Dunia

Rep: Reja irfa widodo/ Red: Didi Purwadi
Pemain Kroasia melakukan selebrasi usai menjebol gawang Kamerun di laga Grup A Piala Dunia 2014 Brasil di Arena Amazonia, Manaus, pada 18 Juni.
Foto: Reuters/Andres Stapff
Pemain Kroasia melakukan selebrasi usai menjebol gawang Kamerun di laga Grup A Piala Dunia 2014 Brasil di Arena Amazonia, Manaus, pada 18 Juni.

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANIERO -- Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) tidak menemukan adanya bukti kuat terkait dugaan pengaturan skor yang terjadi di laga kedua Grup A, Kamerun kontra Kroasia, Rabu (18/6) silam.

Bahkan FIFA menantang media Jerman, Der Spiegel, untuk mebeberkan percakapan antara mereka dengan salah satu pelaku pengaturan skor, Wilson Raj Perumal.

Dugaan pengaturan skor ini memang berawal dari pengakuan Raj Perumal kepada Der Spiegel terkait hasil akhir laga tersebut. Menurut Der Spiegel, Raj Perumal sudah memperkirakan laga yang digelar di Stadion Arena Da Amazonia, Manaus, itu akan berakhir 4-0 untuk kemenangan Kroasia.

Selain itu, Raj Perumal menyebut salah satu pemain Kamerun akan mendapatkan kartu merah di laga tersebut. Semua perkiraan Raj Perumal itu akhirnya menjadi kenyataan dan memicu adanya kontroversi soal dugaan pengaturan Skor.

Bahkan, Federasi Sepak Bola Kamerun (FECAFOOT) telah menginstruksikan Komite Etik FECAFOOT untuk melakukan investigasi internal terkait dugaan pengaturan skor tersebut. Namun, FIFA mencoba berkilah.

Menurut otoritas tertinggi sepak bola dunia itu, tidak ada bukti kuat yang mendukung adanya praktek pengaturan skor di laga tersebut. Bahkan, FIFA mendesak Der Spiegel untuk memberikan dokumen-dokumen pendukung dugaan pengaturan skor tersebut.

''Kami telah meminta Der Spiegel untuk segera memberikan semua catatan komunikasi antara mereka dengan Raj Perumal dan dokumen-dokumen yang menguatkan dugaan tersebut,'' kata juru bicara FIFA, Delia Fischer, seperti dikutip BBC, Rabu (2/7).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement