REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Dulu, penipuan di Australia muncul dalam bentuk surat biasa dengan amplop yang berwarna-warni menawarkan hadiah jutaan dolar. Tapi saat ini modus penipuan semakian canggih, menggunakan berbagai teknologi terkini seperti telepon selular dan komputer untuk menjerat korbannya.
Laporan terkini dari Komisi Konsumen dan Kompetisi Australia (ACCC) menemukan bahwa jumlah kerugian yang diderita orang Australia akibat penipuan berjumlah hampir $90 juta (Rp 1 triliun) tahun lalu.
Wakil ACCC Delia Rickard menjelaskan bahwa angka itu hanya sebagian kecil dari keseluruhan kasus penipuan yang terjadi di Australia. "Kami sadar bahwa jumlahnya pasti lebih dari $89 juta yang dilaporkan kepada kami," ujarnya, baru-baru ini,
Laporan ACCC mengidentifikasi 10 jenis penipuan yang paling sering terjadi di Australia:
1. Penipuan yang menyuruh korban untuk bayar di muka.
Jenis penipuan ini bisa bermacam-macam wujudnya namun mereka memiliki satu kesamaan: biasanya penipu menawarkan uang atau benda untuk sejumlah uang yang dibayarkan terlebih dahulu. ACCC mengatakan bentuk penipuan yang paling sering terjadi adalah ketika korban menerima telpon dari seseorang yang mengaku dari pemerintah atau organisasi terpercaya lainya. Mereka mengatakan bahwa korban berhak atas sejumlah dana namun mereka diminta untuk membayar sejumlah uang terlebih dahulu untuk biaya administrasi
Menurut laporan ACCC, keluhan terhadap jenis penipuan ini jumlahnya dua kali dari jenis penipuan lainnya di tahun 2013.
2. Penipuan online (Phishing) dan pencurian identitas.
Jenis penipuan ini banyak disebarkan melalui imel dan pesan singkat melalui telpon selular. Skema penipuan ini biasanya mengirim korban pesan yang mengaku mereka dari lembaga pemerintahan atau institusi keuangan terpercaya. Mereka mengaku bahwa mereka sedang menverikasi data korban dan menanyakan segala sesuatu hingga kode rahasia akun korban. Jenis penipuan ini sering terjadi, namun kebanyakan korban tidak melaporkannya.
3. Pembajakan komputer
Di Australia, penipuan jenis ini paling sering dilakukan melalui telpon. Biasanya penelepon, yang mengaku berasal dari perusaan IT, mengatakan kepada korban bahwa komputer mereka terkena virus dan mereka menawarkan jasa untuk memperbaiki komputer tersebut. Tidak hanya korban kehilangan uang, mereka juga memberi akses kepada penipu segala informasi pribadi yang tersimpan di komputer mereka. Modus lainnya dilakukan dengan mengirim imel yang menanyakan kode rahasia akses akun korban sebelum mengarahkan mereka ke halaman web palsu. Ketika masuk ke web tersebut, korban memberikan akses kepada penipu untuk menghubungi keluarga dan teman korban dan menjadikan mereka korban selanjutnya.
4. Lotere dan undian
Penipu zaman sekarang tidak lagi menggunakan surat, mereka menjerat korbannya dengan mengirim pesan singkat di telpon genggam. Pesan yang disampaikan mengatakan bahwa korban memenangkan undian (yang mereka tidak pernah ikuti) dan berusaha menyuruh korban memberikan uang mereka untuk mendapatkan hadiah tersebut. Biasanya penipu mengatakan bahwa hadiahnya berada di luar negeri dan dalam kurs asing sehingga untuk mendapatkannya para korban harus membayar uang terlebih dahulu.
Dari laporan yang dihimpun ACCC, ada 13 kasus penipuan yang terkait undian dan lotere yang jumlahnya lebih dari $100,000 di Australia.
5. Penipuan belanja online
ACCC mengatakan bahwa ada dua modus untuk jenis penipuan ini yang sama-sama merugikan baik penjual dan pembeli. Pertama, penipu menjual produk dan mengiklannya di halaman web tertentu. Ketika pembeli ingin membelinya, penipu meminta mereka untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu. Namun setelah dibayar, barangnya tidak pernah sampai. Kedua, penipu berusaha seolah-olah menjadi pembeli yang sudah melakukan pembayaran terhadap jenis barang tertentu. Mereka mengaku telah membayar lebih dan menuntut duitnya untuk dikembalikan.
6. Hadiah kejutan
Sama seperti penipuan yang menggunakan hadiah lotere, penipuan jenis ini menjebak korban dengan mengatakan bahwa mereka telah memenangkan sebuah kompetisi, yang lagi-lagi tidak pernah mereka ikuti,. Untuk mendapatkan hadiahnya, korban disuruh untuk membayar uang muka untuk biaya administrasi. Biasanya penipu yang menggunakan modus ini menggatakan korban memenangkan hadiah liburan.
7. Tagihan palsu
Korban jenis penipuan ini adalah perusahaan-perusahaan kecil. Penipu menjebak perusahaan-perusahaan tersebut untuk membayar tagihan palsu. Ada satu kasus yang dilaporkan dimana korban menerima fax yang ingin mengonfirmasi kontak detil mereka namun ternyata berkas yang dikirim adalah persetujuan untuk mengikuti sebuah keanggotaan online dengan biaya $100 perbulan.
8. Penipuan kesempatan kerja.
Penipu biasanya menawarkan kepada korban cara mudah mendapatkan uang. Dengan mengiming-imingi gaji besar, penipu menjerat korban untuk membayar sejumlah uang untuk uang seragam dan biaya pelatihan. Orang yang mencari pekerjaan diluar negeri juga terkadang menjadi sasaran empuk. Mereka biasanya diperas untuk mendapatkan visa bekerja di luar negeri.
9. Penipuan asmara online
Modus penipuan ini merupakan yang paling populer di tahun 2013 dan diperkirakan telah menguras uang korban-korbannya sejumlah total $25 juta. ACCC mengatakan biasanya penipu berusaha membangun asmara dengan korbannya sebelum akhirnya memeras mereka dengan alasan mereka sakit atau mengalami krisis di keluarganya. Jenis penipuan ini dikoordinir oleh sebuah jaringan kejahatan. Mereka biasanya mendekati korbannya melalui biro kontak jodoh online sebelum membangun komunikasi intim dengan imel misalnya. Meski jumlah korbannya lebih sedikit, rata-rata para korban menyerahkan duitnya lebih dari $21,000.
ACCC telah menetapkan jenis penipuan sebagai target prioritas di tahun 2014
10. Penipuan menggunakan telepon genggam
Penipuan menggunakan telpon selular muncul melalui berbagai bentuk dan cara mulai dari nada dering dan kompetisi. ACCC memperingatkan bahwa tawaran nada dering murah atau gratis biasanya mengarah pada biaya berlangganan, sementara itu misterius pesan singkat bisa menarik biaya diatas rata-rata. Penipuan jenis lainnya yang melibatkan kompetisi juga bisa menguras biaya korban jika diladeni.
Jenis penipuan ini mengakibatkan orang Australia kehilangan $1,8 juta tahun lalu.