REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Technopreuner Muslim Information Technology Association (MIFTA) Deddy Rahman mengatakan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan alat strategis membangun daya saing bangsa, Kamis, (3/7).
"Potensi SDM Indonesia merupakan modal dasar untuk membangun kekuatan TIK nasional. Sudah saatnya Indonesia dipandang terhormat oleh bangsa lain melalui kemajuan TIKnya," kata Deddy.
Indonesia, ujar Deddy, merupakan negara kepulauan yang membutuhkan TIK yang handal dan terencana dengan baik. Indonesia juga memiliki jumlah penduduk besar sehingga menjadi pasar bagi TIK yang besar pula.
Diharapkan, kata Deddy, dalam roadmap TIK nasional pemerintah mendatang, TIK dijadikan sebagai alat daya ungkit bangsa. Maka keberpihakan dan perhatian pemerintah untuk bidang TIK yang efektif harus menjadi prioritas utama pemerintahan yang akan datang.
Agar hal itu terlaksana, ujar Deddy, maka pemerintah mendatang harus meningkatkan kompetensi dan keprofesian SDM di bidang TIK sesuai standar akademik atau industri yang diakui secara global, membangun kerangka peraturan yang menaungi dan melindungi tercapainya tujuan di atas. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam rangka integrasi sistem informasi layanan publik.
Pemerintah yang akan datang, lanjut Deddy, harus mempercepat pembangunan infra dan supra struktur TIK, mendorong dan memfasilitasi tumbuhnya industri TIK dalam negeri agar mampu bersaing di tingkat global. Juga mendukung berkembangnya pemanfaatan infrastruktur TIK sebagai media komunikasi yang bebas, berakhlak luhur, bertanggung jawab, dan tidak memihak kepentingan tertentu.
Indonesia, kata Deddy, harus mempunyai kedaulatan atas TIK termasuk industrinya. Membangun kekuatan TIK bangsa yang meliputi infrastruktur dan perangkat lunak.