REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Di tengah ancaman kerawanan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, aparat Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) dan prajurit Kodam V/Brawijaya, menggelar apel gabungan di Surabaya. Mereka menyatakan siap mengamankan hari pencoblosan pilpres di Jatim pada 9 Juni mendatang.
Polda Jatim menyiapkan 28.000 personel Polri. Sementara Koda V/Brawijaya menerjunkan 8.100 prajurit TNI.
“Netralitas TNI-Polri beserta segenap komponen bangsa lainnya siap mengamankan dan menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2014," kata Kepala Polda Jatim, Irjen Unggung Cahyono, dalam apel bersama di lapangan Kodam V/Brawijaya, Surabaya, itu.
Apel gabungan yang di selenggarakan oleh Garnisun Tetap (Gartap) III/Surabaya tersebut disebutnya memiliki makna dan nilai sangat penting dan strategis. “TNI-Polri merupakan komponen bangsa yang merupakan pilar negara yang paling solid dalam memelihara dan memperjuangkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maupun mendukung pembangunan nasional, sehingga hubungan yang sudah berlangsung dengan baik perlu dipertahankan dan dikembangkan,” tutur Unggung.
Unggung juga menyebutkan potensi kerawanan serta gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang perlu diwaspadai. Pertama, jika distribusi logistik pilpres terlambat, terutama untuk daerah Sumenep dan Sampang di Pulau madura, Kepulauan Bawean, Gresik, dan Probolinggo.
Potensi kerawanan kedua, masa kampanye -- yang sejauh ini masih berlangsung aman dan tertib. Ketiga, dalam masa tenang yang perlu diantisipasi yaitu adanya sabotase, teror, ancaman, penculikan, isu suku agama dan ras (SARA) serta kegiatan konvensional lainnya.
“Keempat, dalam pelaksanaan pemungutan suara, yang perlu diantisipasi adanya protes, unjuk rasa, sabotase, teror, politik uang, manipulasi, penggelembungan suara, intimidasi, dan pemaksaan,” kata Unggung.
Di akhir amanatnya Unggung memberikan beberapa penekanan. Pertama, meningkatkan sinergi TNI-Polri untuk kelancaran tugas pengamanan pilpres. Kedua, menyinergikan fungsi intelijen dengan temu dini dan cegah dini melalui tukar-menukar informasi melalui pertemuan berkala.
Ketiga, menghindari perbuatan yang dapat merugikan TNI-Polri. Keempat, menjaga netralitas dan profesionalisme TNI-Polri. Terakhir, melakukan koordinasi antarinstansi.
Sementara Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko sebagai Komandan Gartap III/Surabaya mengatakan, TNI siap mendukung keamanan pelaksanaan pilpres. “Semoga berjalan dengan aman dan damai apalagi bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan,” ujarnya.