REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Percetakan Uang RI (Perum Peruri) menargetkan tahun ini memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun. Nilai ini meningkat 25 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya, aitu sebesar Rp 2 triliun.
Direktur Utama Peruri Prasetio optimistis pendapatan ini bisa diperoleh karena seluruh lini bisnis perseroan tumbuh. "Tahun lalu, pertumbuhan Peruri di atas normal," kata Prasetio di Jakarta, Kamis (3/7) malam.
Tahun lalu, perseroan mampu mencetak laba Rp 275 miliar. Nilai ini tumbuh di atas rata-rata laba tahun-tahun sebelumnya yang sebesar Rp 160 miliar. Tahun ini, perseroan memproyeksikan laba naik sedikit dari laba 'normal' Peruri, yaitu Rp 200 miliar.
Melejitnya kinerja perusahaan tahun lalu disebabkan oleh penyelesaian pesanan Bank Indonesia (BI) yang tertunda di 2012. Sehingga, pesanan tersebut dialihkan ke 2013 yang akhirnya mendongkrak laba Peruri. "Tahun ini kami kembali ke pertumbuhan normal," ujar Prasetio.
Tahun ini, Peruri menganggarkan belanja modal sebesar Rp 600 miliar. Dana ini akan dipakai untuk penguatan lini produksi, terutama uang kertas. Dana untuk belanja modal berasal dari internal kas sebesar 80 persen. Sisanya berasal dari perbankan, terutama bank pelat merah seperti Bank Mandiri, BRI, dan BNI.