REPUBLIKA.CO.ID, CINA -- Kanselir Jerman, Angela Merkel, memulai lawatan tiga harinya ke Cina. Dalam lawatannya, ia mengagendakan pembicaraan mengenai perdagangan. Kunjungan Merkel ke Cina adalah yang ketujuh kalinya sejak 2005.
Cina dan Jerman merupakan mitra dagang. Kunjungan Merkel ke Cina membawa serta rombongan para pengusaha Jerman. Pada Ahad (6/7) Angela Merkel mengunjungi Chengdu, ibukota provinsi Sichuan. Di Chengdu terdapat lebih dari 150 perusahaan Jerman yang beroperasi.
Kanselir Jerman tersebut juga berdiskusi dengan PM Li Keqiang dan Presiden Cina Xi Jining. Sebagaimana dilansir laman BBC, Cina merupakan pasar penting bagi Jerman. Sebaliknya, Cina menyuplai peralatan industri dan mobil kelas menengahnya dari Jerman.
Dewan Perdagangan Cina di Beijing merencanakan pertemuan dengan delegasi Jerman. Mereka akan membahas akses pasar bebas bagi perusahaan asing dan hak kekayaan intelektual.
Pada artikel yang dimuat media Welt am Sonntag, kepala intelijen Jerman, Hans-Georg Maassen memperingatkan akan bahaya industri Jerman. Ia mengatakan industri kecil dan menengah di Jerman berada di bawah bayang-bayang intel Cina.
"Cina telah berkembang melawan kekuatan negara lain. Agen intelijen Cina mempekerjakan lebih dari 100 ribu pegawai," ujar Maassen dalam wawancara yang dimuat Ahad (6/7).
Selain AS, Cina merupakan pasar terbesar kedua Jerman di luar Eropa. Tahun lalu nilai ekspor Jerman ke Cina mencapai 67 juta Euro. Sementara itu nilai impor Jerman dari Cina mencapai 73 juta Euro.