REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Karikatur yang dimuat di harian The Jakarta Post edisi Kamis (3/7), menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat (ormas) Muhammadiyah.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengatakan, pihak The Jakarta Post sengaja memuat karikatur yang diindikasi menodai agama Islam tersebut.
"Saya merasa bahwa pemuatan karikatur itu disengaja, kasus penghinaan Islam sudah sering dilakukan melalui media massa," ujar Daulay, Senin (7/7).
Menurutnya, pihak The Jakarta Post tidak mungkin tidak tahu bahwa pemuatan karikatur tersebut akan menimbulkan gejolak di masyarakat, khususnya umat Islam. Sebab, The Jakarta Post sering menyoroti isu-isu penghinaan Islam hingga luar negeri. Sehingga tidak mungkin redaksi The Jakarta Post tidak mengetahui terkait adanya respons dari masyarakat tentang karikatur tersebut.
"Semua orang pasti menyayangkan dan menyesalkan tindakan The Jakarta Post dalam mempublikasikan karikatur tersebut, Apalagi, saat ini umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Hal ini tentu bisa mengganggu konsentrasi dan kekhusyukan beribadah," paparnya.
Muhammadiyah, kata Daulay, akan melakukan kajian untuk mengetahui apakah ada unsur penodaan agama di karikatur tersebut. Jika terbukti ada unsur penodaan agama, tidak tertutup kemungkinan pihak Muhammadiyah akan melaporkan redaksi The Jakarta Post kepada pihak yang berwajib.
Dalam edisi yang dimuat di halaman 7, harian berbahasa Inggris tersebut memuat karikatur dengan gambar simbol Islam dalam ukuran yang cukup besar di rubrik Opini. Karikatur tersebut menggambarkan bendera berlafaz 'laa ilaha illallah' dengan logo tengkorak yang terpasang di bendera.