REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014, salah satu perusahaan internet asal Amerika Google dinilai sudah berpihak kepada pasangan capres tertentu. Itu setelah laman peraturan periklanan, Google menegaskan di Indonesia mereka tidak menerima segala bentuk iklan dan konten yang berhubungan dengan politik.
Namun, faktanya Google mempersilakan pemasangan iklan yang mendukung pasangan nomor urut 2, dan mendiskreditkan pasangan nomor urut 1.
“Menurut kami ini adalah bentuk keberpihakan yang tidak etis. Kami juga pernah mencoba memasang iklan kampanye yang bersifat positif, namun ditolak mentah-mentah oleh Google. Ternyata mereka berpihak. Bukan hanya iklan resmi Jokowi yang mereka perbolehkan, bahkan Google juga menayangkan black campaign”, ujar juru bicara Tim Media Online DPP Partai Gerindra Noudhy Valdryno, kemarin.
Dalam peraturan periklanan, Google menegaskan “The promotion of political candidates and political parties isn’t allowed to target Indonesia.”, peraturan tersebut bisa dilihat pada tautan berikut https://support.google.com/adwordspolicy/answer/1310914?hl=en. Ternyata, iklan yang mendukung capres pasangan nomor urut 2 tersebut beredar di laman ternama.
Noudhy mengajak melihat di laman seperti Youtube, sudah sejak sebulan lalu. Jika kita ingin melihat sebuah video akan keluar iklan Joko Widodo terlebih dahulu. Lalu jika kita membuka situs lain, bisa kita lihat iklan kampanye hitam.
"Inilah bentuk keberpihakan Google terhadap Jokowi, bahkan ketika kami tanya kepada perwakilan Google Indonesia, apa alasan mereka melakukan hal tersebut, mereka tidak bisa menjawab dan berdalih dengan mengatakan mereka hanya bagian penjualan,” katanya.
Menurut dia, Pemilu presiden 2014 sangat penting bagi Indonesia. Karena itu, sudah saatnya Indonesia bangkit dan menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri.
Untuk itu masyarakat Indonesia harus waspada terhadap intervensi asing yang tidak ingin Indonesia menjadi negara kuat. Intervensi asing dapat muncul dalam bentuk apa saja, salah satunya penyalahgunaan media yang mereka miliki.