REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Levy Natan, rabbi atau imam Yahudi di London, mengejutkan anggota komunitas Yahudi. Ia memutuskan untuk mengamati dan belajar tentang puasa dan Ramadhan.
Seperti jutaan umat Islam di seluruh dunia, selama 30 hari tahun ini Natan tidak makan atau minum mulai dari fajar terbit hingga matahari terbenam.
Tak hanya itu, Natan juga tidak melakukan hubungan seksual, merokok, dan berbuat senonoh. Pemimpin agama berusia 40 tahun itu mengatakan dia terdorong ikut berpuasa setelah menyadari kurangnya pemahaman dan pengertian antara kedua agama, Islam dan Yahudi.
"Saya berharap hal ini membuat kita berpikir dan berbicara sebagai masyarakat tentang dua hal. Pertama, Yahudi maupun non-Yahudi sama-sama menyadari bahwa ada banyak masyarakat miskin yang kelaparan di tengah-tengah kita. Kedua, Ramadhan adalah waktu untuk beramal dan orang agama manapun harus peduli pada kaum yang kelaparan," ujar Natan kepada Jewish News, dilansir dari IB Times, Rabu (9/7).
Natan yang merupakan salah satu Deputi Dewan Yahudi Inggris juga menghadapi tantangan. Banyak orang-orang Yahudi yang mencemoohnya dan mengkritisi tindakannya tersebut. Namun, Natan terus mengajak orang lain untuk menirunya.
"Seorang rekan Muslim memberitahu saya bahwa puasa akan terasa lebih mudah dipekan kedua, namun saya rasa waktunya masih jauh. Saya melakukan ini dengan banyak pertimbangan. Bayangkan, hampir satu juta orang di Inggris yang tidak bisa makan, kecuali antri di dapur umum atau menerima sumbangan makanan," ujarnya.