Rabu 09 Jul 2014 22:31 WIB

Dolar Australia Diprediksi Tetap Kuat pada Akhir Tahun

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SELANDIA BARU -- Beberapa Bank Investasi yakin nilai tukar dolar Australia akan mencapai kisaran angka 96 sen dolar Amerika Serikat pada akhir tahun ini. Dolar Australia sudah meningkat sebanyak 5n6 persen sepanjang 2014 ini dan menjadikannya sebagai mata uang dengan performa terbaik kedua setelah dolar Selandia Baru. 

Peningkatan nilai tukar dolar tahun ini sebagian besar dipengarugi oleh minat dari investor Jepang. Data dari Kementrian Keuangan dan Bank Sentral Jepang pada bulan Mei menunjukkan bahwa Investor Jepang telah memborong dolar Australia senilai senilai hampir $3,4 miliar.

Periode tersebut adalah bulan kedelapan secara berurutan dalam hal investasi dan yang terbesar semenjak Agustus 2011. Citigroup dan DZ Bank dari Jerman memprediksi nilai tukar mata uang Amerika meningkat 7 sen menjadi 96 sen dolar AS per dolar AUS.

Terlepas dari itu, survei yang diadakan di antara 50 analis yang dilakukan oleh lembaga finansial Bloomberg menunjukan bahwa pada umumnya dolar Australia akan menurun menjadi 90 sen dolar AS.

Westpac dan Societe Generele setuju dengan hasil tersebut, sedangkan Bank dari Amerika Wells Fargo masih yakin bahwa nilai tukar dolar AUS akan mencapai 95 sen dolar AS. 

Kepala Ekonom dari Westpac, Bill Evans, menyatakan bahwa penurunan yang akan terjadi tahun ini disebabkan oleh menurunnya harga komoditas dan berakhirnya program pelonggaran kuantitatif (QE program) yang dijalankan oleh Bank Sentral.

Evans memprediksi bahwa mata uang Australia akan kembali naik menjadi 94 sen dolar AS pada tahun 2015. "Namun tahun depan, saya melihat akan adanya persingan yang lebih kuat di pasar global, dan nilai tukar dolar Amerika dan Australia akan meninggi di pasar," ujarnya, baru-baru ini.

Gubernur Bank Sentral Glenn Stevens memang sempat memperingatkan akan adanya penurunan nilai dolar AUS yang signifikan.  "Nilai mata uang akan tetap tinggi dibandingkan yang sudah sudah, jangan sampai ada ketidakyakinan," seru Stevens pada konferensi yang diadakan kamis lalu.

Kepala strategi mata uang dari Citigroup di London Valentin Marinov memprediksi bahwa Bank Sentral Australia akan meningkatkan nilai tukar pada kuartal kedua tahun depan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement