Rabu 09 Jul 2014 13:14 WIB

AS Hindari Konfrontasi dengan Cina

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Agung Sasongko
Pertemuan AS-Cina
Foto: Reuters
Pertemuan AS-Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden AS Barack Obama mengatakan AS berkomitmen membangun hubungan model baru dengan Cina. Hubungan itu diwujudkan melalui kerjasama dan mengatur perbedaan dengan cara yang membangun.

"Amerika Serikat menyambut baik munculnya Cina yang stabil, damai dan sejahtera. Kami ingin memastikan kerjasama yang mendefinisikan hubungan keseluruhan," ujar Obama dalam pernyataan Gedung Putih, Rabu (9/7).

AS dan Cina melakukan konferensi tahunan tingkat tinggi "Strategic and Economic Dialogue". Pembicaraan secara resmi dibuka Presiden Cina Xi Jinping, Rabu.

Dalam sambutannya, Xi menekankan perlunya untuk menghindari konfrontasi antara dua negara. Konfrontasi antara AS dan Cina bisa menjadi bencana sehingga keduanya harus saling menghormati.  "Konfrontasi antara Cina dan AS jelas adalah sebuah bencana. Kita harus saling menghormati dan memperlakukan satu sama lain dengan setara dan menghormati kedaulatan masing-masing, integritas wilayah," kata Xi.

Sementara itu, Kerry akan membahas kekhawatiran AS atas perilaku Cina dalam penanganan sengketa Laut Cina Selatan. AS tidak memihak dalam sengketa itu, namun kerap mengkritik tindakan Cina. Cina menganggap AS mendorong Vietnam dan Filipina lebih agresif dalam menangani sengketa.

Pembicaraan tahunan antara AS dan Cina telah menghasilkan beberapa kesepakatan substantif. Sebagian karena hubungan keduanya telah berkembang lebih kompleks dengan meningkatnya kekuatan Cina. Namun, para pejabat AS menggarisbawahi pentingnya diskusi untuk membantu memastikan hubungan AS-Cina tidak mengarah pada konfrontasi.

Pembicaraan dua hari tersebut dipimpin Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Keuangan AS Jack Lew. Agenda konferensi meliputi mata uang Cina, program nuklir Korea Utara dan meningkatnya ketegangan antara Cina dengan negara tetangga dalam sengketa Laut Cina Selatan dan dengan Jepang dalam sengketa Laut Cina Timur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement