REPUBLIKA.CO.ID, LABAMBA -- Seperti umat Islam di Barat, Muslim Swaziland mengalami tekanan yang tak kalah hebat. Umat Islam dianggap pembuka jalannya kekerasan dan terorisme.
Sikap kebencian yang dipaparkan dalam artikel Time of Swaziland pada 13 Juli 2005 ini sempat menyulut pertikaian. Raja Swaziland, Mswati III mengakhiri kisruh ini dengan mengatakan tak akan mengistimewakan kristen atas agama lainnya.
Surat kabar Swazi News pada 16 Juni 2007 memuat gambar Emazimu (aksi kanibalisme) di halaman utamanya. Gambar ini sebenarnya gambar dari suku pedalaman Amazon. Pemberitaan yang menyebut munculnya kembali kanibalisme memicu kepanikan warga Swaziland.
Sepekan kemudian, meski bernada menenangkan masyarakat, surat kabar itu merujuk sebutan kelompok kanibal kepada 15 pria Muslim berjenggot asal Pakistan yang sedang berkunjung ke Swaziland. Pada Juni 2010, sebuah restoran ayam goreng cepat saji akhirnya menunjukkan sertfikat halal yang sempat dipertanyakan surat kabar Times of Swaziland. Ini disambut baik oleh warga Muslim.
Namun, ternyata ini dipermasalahkan oleh kalangan non-Muslim. Mereka mengatakan tidak penting mengetahui ayam di restoran itu halal atau tidak karena konsumennya dari semua golongan.