Rabu 09 Jul 2014 20:18 WIB

Semangat

Ustaz Yusuf Mansur.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ustaz Yusuf Mansur.

Oleh: Ustaz Yusuf Mansur

Saya melihat Indonesia bukan hanya hari ini saja. Tapi jauh lagi lebih ke depan.  Indonesia yang butuh kepositifan dari siapa pun stakeholder-nya. Indonesia yang butuh semangat dari semua penduduk negerinya. Dan terlebih lagi, Indonesia butuh doa dari semuanya.

Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) pada Rabu, 9 Juli 2014, adalah ikhtiar kita dan ibadah kita. Bukan Tuhan bagi kita. Sebagai ikhtiar dan ibadah, insya Allah masing-masing akan diganjar oleh Allah SWT sesuai dengan niatan masing-masing. Dan saya memilih untuk percaya bahwa semuanya punya niatan lillahi ta'ala dan harapan serta doa yang baik buat negeri Indonesia ini.

Mari lanjutkan perjalanan menata dan membangun negeri tercinta ini. Masing-masing individu negeri, kembali kepada posisinya masing-masing, dan kembali melanjutkan pengabdiannya yang terbaik buat bangsa dan negara.

Saya banyak melihat dan mendengar, orang-orang yang kemudian berterima kasih sebab tidak terpilih. Dan sebaliknya, menyesal sebab terpilih. Menyesal yang kadang jadi berkepanjangan. Tentu pembaca tahu apa yang dimaksud.

Dan saya pun banyak melihat dan mendengar, banyak orang yang memanfaatkan sebaik-baiknya setiap kesempatan yang diberikan Allah SWT saat diberikan kesempatan untuk berkuasa.

Pada saat yang sama, saya pun tidak sedikit melihat dan mendengar, banyak juga orang-orang yang besar, tetap melanjutkan perjuangan dan pengabdiannya, yang terbaik, untuk bangsa dan negaranya. Meskipun tidak terpilih masuk di pemerintahan.

Ya, sebab siapa pun ia, di mana pun ia, sebagai apa pun dirinya, Allah dan Indonesia memanggil untuk memberikan kontribusi terbaik dari apa yang bisa dilakukannya.

Tidak ada yang punya peran lebih baik dan lebih berharga. Semuanya sama jika niatnya sama. Selebihnya, biarlah Allah SWT yang melihat dan menilai. Dan biarlah pula bumi pertiwi yang merasakannya.

Senantiasa diri ini berdoa. Untuk semua. Tetap untuk semua. Dengan doa yang disesuaikan dengan apa yang diharapkan dan dibutuhkan. Kepada yang terpilih nanti, negeri ini bukan miliknya dan bukan milik siapa yang mendukungnya. Doa teriring untuknya. Kepada yang tidak terpilih, pun doa terpanjat. Doa terbaik. Kepada seluruh rakyat, pun saya pilih berdoa dan mendoakan.

Allah tidak akan pernah salah dalam memutuskan, berkehendak, dan berbuat. Pastilah semua yang terbaik, untuk Indonesia, untuk semua rakyatnya, semua umat manusia, bahkan untuk alam semesta dan segala isinya yang saling kait mengait.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement