REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi
Hingga kini, Muslim Lesotho belum memiliki masjid agung.
Meski terletak di Afrika Selatan, masjid itu menjadi bagian penting Muslim Lesotho karena mereka ikut membantu dana operasionalnya.
Sebelumnya, Pemerintah Libya juga pernah menawarkan bantuan untuk pembangunan masjid di Maseru. Namun, karena ada perbedaan sikap politik di internal Pemerintah Lesotho, rencana itu tak pernah berbuah hasil.
Komunikasi antara Muslim Lesotho cukup kuat. Itu lantaran jumlah mereka yang masih sedikit meski jumlahnya terus meningkat.
Sai Orhan, dalam An Unusual Country: Lestho di Todays Zaman, menulis, di ibu kota Lesotho, Maseru, mayoritas Muslim merupakan pendatang dari India dan Pakistan.
Mereka bekerja sebagai pedagang. Tak ada satu masjid pun yang bisa ditemui di ibu kota negara bekas wilayah jajahan Inggris dan merdeka pada 1966 itu.
Menurut catatan Islamic Finder, hanya ada beberapa tempat kegiatan komunitas Muslim di Lesotho. Di Maseru, ada Moosa Group of Companies dan Maseru Islamic Institute.
Di Leribe, pusat kegiatan umat Islam berada di Lesotho Islamic Center, Madina Masjid, dan Maputsoe Anwary Junior School. Di Butha-Buthe ada Lesotho Muslim Congregation.
Semua Muslim di Lesotho adalah Muslim Suni. Mereka tidak menerapkan sistem syariah dan berupaya menekan segala kegiatan yang mencurigakan dan dianggap ekstrem.