REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Anda mengenal label Louis Vuitton dan Hermes?. Baru-baru ini, penangkaran buaya di Wilayah Utara Australia melakukan ekspansi untuk memenuhi permintaan akan kulit berkualitas tinggi, dari label pakaian internasional ternama tersebut.
Pemilik penangkaran, Mick Burns, mengatakan, para desainer tersebut luar biasa rewel jika menyangkut kulit yang diinginkan untuk produk tas mereka. “Pelanggan di luar negeri meningkatkan permintaan mereka terhadap kulit yang berkualitas lebih baik, tak ada keraguan soal itu,” ujarnya, baru-baru ini.
Ekspansi ini bertujuan untuk memberi reptil-reptil tersebut ruang lebih untuk bertumbuh, yang akhirnya mengarah pada kualitas kulit yang lebih baik.
Mick menuturkan, memberi para reptil itu ruang yang lebih berarti mengurangi peluang mereka untuk bertarung dan melukai kulit satu sama lain. “Spesies buaya kami adalah yang paling agresif jadi dengan kenyataan itu kami harus mengatur penangkaran dan tingkah laku binatang tersebut. Mereka jauh lebih agresif ketimbang buaya sungai nil atau buaya Amerika, sehingga kami harus ekstra waspada atau banyak luka yang timbul,” jelasnya.
Tantangan lain yang dihadapi berasal dari luar negeri, kulit buaya diproduksi sangat murah di Asia, mengancam penangkaran Australia yang berbiaya mahal.
Mick menguraikan, sangat sulit untuk bersaing dengan mereka di urusan harga, sehingga ia harus meningkatkan kualitas produknya sendiri.
“Karena ada peningkatan kuantitas, kualitas menjadi sangat penting. Oleh sebab itu, kami melakukan apa yang dilakukan saat ini, memastikan kami unggul dalam soal kualitas kulit yang diproduksi untuk para pembeli Eropa,” tuturnya.
Ia berharap, ekspansi penangkarannya akan melipatgandakan keuntungan indsutri kulit buaya Wilayah Utara Australia yang bernilai 20 juta dolar.