Jumat 11 Jul 2014 13:25 WIB

Gunung Slamet Masih Berstatus 'Waspada'

Gunung Slamet mengeluarkan asap terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (2/5).
Foto: Antara//Oky Lukmansyah
Gunung Slamet mengeluarkan asap terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Surono, mengatakan bahwa hingga saat ini Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, masih berstatus "Waspada".

"Hingga kini, aktivitas Gunung Slamet masih tetap 'Waspada'. Kami merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak Gunung Slamet," kata Surono dalam siaran pers yang diterima Antara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (11/7).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan visual terhadap Gunung Slamet dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, pada tanggal 9 Juli, pukul 00.00-23.59 WIB, teramati embusan asap putih tipis hingga tebal dengan ketinggian 25-500 meter, dan satu kali embusan asap kecokelatan dengan tinggi sekitar 500 meter dari puncak.

Dari sisi kegempaan, kata dia, tercatat sebanyak 399 kali gempa embusan asap dan tiga kali gempa letusan.

Sementara dalam pengamatan pada tanggal 10 Juli, pukul 06.00 WIB, hingga 11 Juli, pukul 06.00 WIB, tampak embusan asap putih tipis hingga tebal dengan ketinggian 50-300 meter dari puncak Gunung Slamet.

"Dari sisi kegempaan tercatat 25 kali gempa embusan asap, dua kali gempa letusan, tiga kali gempa tremor harmonik, dan satu kali gempa tektonik jauh," kata pria yang akrab dipanggil Mbah Rono itu.

Oleh karena itu, kata dia, dapat disimpulkan bahwa status Gunung Slamet masih tetap "Waspada" dan masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 22.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari "Aktif Normal" (level I) menjadi "Waspada (level II) karena aktivitasnya cenderung meningkat.

Oleh karena intensitas gempa atau letusannya semakin bertambah serta abunya semakin tinggi, PVMBG pada tanggal 30 April 2014, pukul 10.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari "Waspada" (level II) menjadi "Siaga" (level III).

Selanjutnya, PVMBG pada tanggal 12 Mei 2014, pukul 16.00 WIB, menurunkan status Gunung Slamet dari "Siaga" (level III) menjadi "Waspada" (level II).

Akan tetapi sejak tanggal 22 Juni 2014, Gunung Slamet kembali menggeliat dan mengeluarkan letusan abu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement