Jumat 11 Jul 2014 17:20 WIB

Pemerintah Diminta Tak Sekadar Mengecam Serangan Israel

Asap mengepul usai serangan Israel di Gaza, dilihat dari perbatasan Israel-Gaza, Kamis (10/7).  (AP/Lefteris Pitarakis)
Asap mengepul usai serangan Israel di Gaza, dilihat dari perbatasan Israel-Gaza, Kamis (10/7). (AP/Lefteris Pitarakis)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Anggota DPR-RI Habib Nabiel Almusawa meminta Pemerintah Indonesia agar tidak sekadar mengecam aksi Israel, tapi harus segera mengambil langkah aktif guna menghentikan aksi militer tersebut.

Karena aksi militer Israel di Jalur Gaza tersebut sudah menelan banyak korban jiwa dari kalangan sipil yang tidak berdosa, ujarnya dalam keterangan pers kepada wartawan di Banjarmasin, Jumat (11/7) sore.

"Segera bergerak untuk menghentikan serangan tersebut. Setiap satu hari kegagalan menghentikan aksi militer akan berdampak pada semakin banyak jatuh korban dari kalangan sipil," lanjutnya.

Permintaan legislator asal daerah pemilihan Kalimantan Selatan itu menanggapi kecaman Menteri Luar Negeri (Melu) Republik Indonesia Marty Natalegawa atas aksi militer Israel di Jalur Gaza tersebut.

"Jangan merasa cukup dengan sekedar mengecam. Jangan hanya bilang mau terlibat aktif. Buktikan segera keterlibatan aktif tersebut dalam aksi diplomatik internasional yang nyata," katanya.

Aksi militer Israel tersebut, lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu, telah menimbulkan keprihatinan yang luas di kalangan masyarakat Indonesia. "Kalau Pemerintah lambat dalam bergerak, kaum muslimin bahkan masyarakat yang beradab akan marah dan bisa berinisiatif sendiri," tambah politisi PKS yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian itu.

Aksi nyata Pemerintah Indonesia tersebut, menurut dia, bisa diwujudkan dengan segera menggalang negara-negara non blok untuk memberangkatkan pasukan penjaga perdamaian ke Palestina.

"Sebab jika tidak, maka ini akan memunculkan semangat ummat Islam untuk berjihad. Jangan sampai menunggu dulu rakyatnya bergerak sendiri-sendiri, baru kemudian Pemerintah mau bergerak aktif," demikian Habib Nabiel.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement