Jumat 11 Jul 2014 17:31 WIB

Posisi Wali Kota Jakarta Pusat Masih Lowong

Topi Wali Kota. Ilustrasi
Topi Wali Kota. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta mengatakan sampai saat ini pihaknya masih belum menentukan pejabat untuk mengisi kekosongan jabatan Wali Kota Jakarta Pusat.

"Setelah Pak Saefullah dilantik menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) DKI, maka jabatan dia sebelumnya, yakni Wali Kota Jakarta Pusat kini menjadi kosong, dan kita belum ada kandidat," kata Kepala BKD DKI I Made Karmayoga di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.

Oleh karena itu, menurut dia, untuk mengisi jabatan yang kosong tersebut, pihaknya sementara menunjuk Saefullah untuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Pusat.

"Pejabat yang ditunjuk menjadi Wali Kota Jakarta Pusat harus melalui proses karir Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kita tidak bisa ambil orang dari luar PNS atau lewat proses lelang. Makanya, untuk sementara kita minta Pak Saefullah menjadi Plt Wali Kota Jakarta Pusat," ujar Made.

Dia menuturkan sampai dengan saat ini, pihaknya masih belum mengadakan pembahasan untuk menentukan pejabat yang akan mengisi kekosongan jabatan tersebut.

"Kalau sudah ditentukan, rencananya, pelantikan Wali Kota Jakarta Pusat yang baru akan dilakukan setelah pengumuman hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI," tutur Made.

Sementara itu, ditemui di tempat yang sama, Sekda DKI yang baru dilantik Saefullah mengaku terkejut karena telah ditunjuk menjadi Plt Wali Kota Jakarta Pusat.

"Saya terkejut mendengar kabar itu. Saya pikir roda Pemerintahan Kotamadya Jakarta Pusat selanjutnya akan diserahkan kepada wakil walikota, yaitu Pak Rustam Effendi. Saya pikir itu akan lebih efektif," ungkap Made.

Meskipun agak sedikit keberatan, dia mengaku siap mengemban tugas sebagai Plt Wali Kota Jakarta Pusat. Akan tetapi, dia akan tetap memprioritaskan tugasnya sebagai Sekda DKI.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement