REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi mengimbau semua relawan dari Indonesia untuk sementara mengurungkan niat ke Jalur Gaza akibat kondisi keamanan dan sulitnya izin masuk ke wilayah bergolak itu.
"Para relawan Indonesia hendaknya tidak berkunjung ke Gaza dalam kondisi saat ini," kata Dubes Nurfaizi di Kairo, Jumat.
Menurut Dubes Nurfaizi, dalam kondisi saat ini pintu perbatasan Rafah, yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza, ditutup oleh Badan Sandi Negara Mesir (General Intelligence Service/GIS), dan tidak ada warga yang diizinkan untuk masuk ke Gaza.
Untuk masuk ke Gaza, kata Dubes Nurfaizi, harus memperoleh izin khusus dari Kementerian Luar Negeri Mesir, dan surat izin tersebut melalui proses yang cukup lama memakan waktu lebih dari sebulan.
Pemerintah Mesir hanya mengizinkan keluar dari Gaza hanya bagi korban luka-luka akibat serangan penjajah Zionis Israel untuk menjalani pengobatan di berbagai rumah sakit di Mesir.
Pemerintah Mesir juga mengawasi Arus masuk ke arah Gaza dengan diberlakukan sekitar 10 titik pemeriksaan ketat oleh militer Israel, papar Dubes.
Oleh karena itu, katanya, bantuan yang akan diberikan sebaiknya disalurkan melalui Bulan Sabit Mesir atau Dubes Palestina di Jakarta.
Dubes menekankan bahwa kondisi kian memburuk karena pasukan zionis Israel terus melancarkan penyerangan terhadap rakyat Palestina di Gaza hingga kini.
Setiap orang yang akan memasuki Gaza pasti akan melalui pintu perbatasan Rafah yang dijaga ketat oleh pasukan militer Mesir.
Meskipun Jalur Gaza merupakan wilayah berbatasan dengan Mesir, namun kantong Palestina itu merupakan daerah akreditasi KBRI Amman, Yordania.
Kendati Jalur Gaza merupakan daerah akreditasi KBRI Amman, KBRI Kairo senantiasa berkewajiban memantau perkembangan di Gaza, terutama warga negara Indonesia (WNI) yang berada di sana.
Sebelumnya, delegasi DPR-RI saat berkunjung ke Gaza pada akhir 2012, sempat berjanji akan mengupayakan agar Jalur Gaza dimasukkan dalam akreditasi KBRI Kairo, dan KBRI Amman membawahi Tepi Barat Palestina, namun hingga kini belum ada tanggapan dari pemerintah.
Saat ini terdapat 21 WNI di Gaza, 19 WNI di antaranya adalah para relawan MER-C yang sedang membangun rumah sakit di Kota Gaza. Semua WNI tersebut saat ini dalam kondisi aman, demikian Dubes Nurfaizi.