REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai, kedatangan mantan presiden AS, Bill Clinton sebagai hal yang janggal. Bahkan, dikhawatirkan dapat mengintervensi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Ini bukan kunjungan biasa, tapi kunjungan politik yang dapat mengintervensi penghitungan suara pilpres oleh KPU," ujar penasehat Prabowo-Hatta, Letjen TNI Purn Suryo Prabowo, Sabtu (12/7).
Bill Clinton dijadwalkan akan bertandang ke Indonesia sebelum 22 Juli. Disebutkan, kedatangan itu terkait kampanye kesehatan dan lingkungan hidup.
Memang, katanya, Clinton tak lagi menjabat sebagai presiden AS. Namun, ia menyebut mengenai hubungan Clinton dengan pengusaha asal Indonesia, James Riyadi.
"Jangan lupa, dia menjadi Presiden AS karena dibantu oleh James Riyadi. Semua orang tahu pengusaha Indonesia James Riyadi saat ini menjadi salah satu sponsor pasangan Jokowi-JK," ungkapnya.
Menurutnya, lawatan tersebut juga patut diwaspadai. Karena sejumlah perusahaan AS masih bermasalah dengan UU Minerba.
"Mereka pasti tahu Prabowo sangat konsen dengan pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Ini yang ditakuti mereka. Kemarin mereka kirim wartawan Allan Nairn untuk menghadang laju Prabowo. Sekarang mereka kirim Clinton," ujarnya.
Suryo mengingatkan, pemilu kali ini bukan hanya persaingan antara Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi). Tetapi antara perlawanan Indonesia terhadap kekuatan asing.
"Kita perlu menjaga dan mengawal KPU agar benar-benar independen dan terhindar dari intervensi asing dalam melakukan penghitungan suara," ujarnya.