REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, meminta secara khusus untuk mengawal suara rakyat Jawa Timur pada Pilpres 9 Juli lalu. Indikasi kecurangan ditengarai banyak terjadi di wilayah tersebut.
"Secara umum proses penghitungan suara dari tingkat ke tingkat di seluruh Indonesia harus dijaga. Tapi, khusus Jatim harus ada perhatian lebih," kata Kiai Hasyim, Sabtu (12/7).
Pengasuh Ponpes Al-Hikam Malang dan Depok ini memaparkan secara gamblang permintaan khususnya tersebut beralasan kuat. Menurutnya, Jatim merupakan daerah rawan kecurangan pemilu.
"Karena di Jatim masih bersemayam gembong-gembong manipulator suara yang licin, sangat berpengalaman dan lihai. Mereka mampu membungkus kecurangan dengan bungkus hukum yang sah," beber Kiai Hasyim.
Bahkan, kata Kiai Hasyim, metode kecurangan Pemilu di Jatim banyak diadopsi oleh kalangan manipulator tingkat nasional. Saking besarnya pengaruh manipulator tersebut, ia meminta seluruh masyarakat agar ikut serta mengawal langsung hingga rekapitulasi akhir di KPU.
"Manipulasi tersebut menghasilkan uang besar dan jabatan. Oleh karenanya, masyarakat Jatim harus terlibat dalam menahan manipulasi ini, terutama para santri, anggota Ansor, Banser agar ikut menjadi relawan melawan kecurangan," katanya.