Senin 14 Jul 2014 11:56 WIB

Tokoh Lintas Agama NTT Minta Warga Legowo Terima Keputusan KPU

Pilpres 2014
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pilpres 2014

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Tokoh lintas agama di Nusa Tenggara Timur meminta semua pihak bersabar menunggu hasil pemilihan presiden-wakil presiden oleh KPU dan menerima keputusan lembaga resmi pemerintah penyelenggara pilpres itu secara "legowo" (lapang dada).

Harapan itu disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTT, HM Jamaluddin Achmad; Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Kupang, Pdt Bobby Litelnoni; dan Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka Pr, yang dihubungi secara terpisah di Kupang, Senin.

"Sikap sabar dan legowo itu penting dilakukan agar ketertiban, keamanan, dan kedamaian yang selama ini tercipta terus berlangsung dalam dinamika apapun sehingga tidak sampai terjadi perpecahan bangsa," kata HM Jamaluddin Achmad.

Pdt Bobby Litelnoni memberi apresiasi kepada pemerintah dan KPU serta aparat keamanan karena sampai saat ini proses Pilpres ini berjalan dengan baik hingga tanggal 22 Juli.

"Apakah nanti pasangan capres-cawapres nomor urut 1 atau 2 yang akan ditetapkan sebagai pemenang, maka semua pihak harus menghormati keputusan itu sebagai warga negara yang baik," katanya.

Sementara itu, Romo Gerardus Duka Pr mengatakan proses pilpres yang sudah berjalan damai sejak awal hingga tahapan rekapitulasi di tingkatan bawah saat ini harus dipertahankan hingga akhir (22/7) dan selanjutnya sehingga tetap mencerminkan demokratisasi yang bermoral.

Untuk mencapai harapan itu, maka semua pihak perlu mengendalikan diri serta menahan emosi yang didorong oleh kesadaran tinggi dan tidak mengabaikan hak orang lain untuk menikmati kebebasan seperti menang dan kalah dalam kompetisi apapun, termasuk pilpres.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement