REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Tokoh lintas agama di Nusa Tenggara Timur meminta semua pihak bersabar menunggu hasil pemilihan presiden-wakil presiden oleh KPU dan menerima keputusan lembaga resmi pemerintah penyelenggara pilpres itu secara "legowo" (lapang dada).
Harapan itu disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTT, HM Jamaluddin Achmad; Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Kupang, Pdt Bobby Litelnoni; dan Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka Pr, yang dihubungi secara terpisah di Kupang, Senin.
"Sikap sabar dan legowo itu penting dilakukan agar ketertiban, keamanan, dan kedamaian yang selama ini tercipta terus berlangsung dalam dinamika apapun sehingga tidak sampai terjadi perpecahan bangsa," kata HM Jamaluddin Achmad.
Pdt Bobby Litelnoni memberi apresiasi kepada pemerintah dan KPU serta aparat keamanan karena sampai saat ini proses Pilpres ini berjalan dengan baik hingga tanggal 22 Juli.
"Apakah nanti pasangan capres-cawapres nomor urut 1 atau 2 yang akan ditetapkan sebagai pemenang, maka semua pihak harus menghormati keputusan itu sebagai warga negara yang baik," katanya.
Sementara itu, Romo Gerardus Duka Pr mengatakan proses pilpres yang sudah berjalan damai sejak awal hingga tahapan rekapitulasi di tingkatan bawah saat ini harus dipertahankan hingga akhir (22/7) dan selanjutnya sehingga tetap mencerminkan demokratisasi yang bermoral.
Untuk mencapai harapan itu, maka semua pihak perlu mengendalikan diri serta menahan emosi yang didorong oleh kesadaran tinggi dan tidak mengabaikan hak orang lain untuk menikmati kebebasan seperti menang dan kalah dalam kompetisi apapun, termasuk pilpres.