REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Berakhirnya musim wol 2013/2014 menandai berakhirnya 12 bulan yang berat untuk Industri wol Australia. Penurusan drastis harga wol sudah terjadi semenjak Maret dan April lalu. Kondisi ini menyebabkan harga wol di pasaran mengalami penurunan hingga di bawah 10 dollar Australia per kilonya.
“Ketakutan terus bertambah dengan harga pasar yang terus menurun,” sebut Malcom Nicholls, seorang analis industri wol, baru-baru ini.
Peter Young sudah menjadi produsen wol di kota Briagolong, sebelah timur Victoria semenjak 1985. Dia berhasil menghindari dampak terburuk dari penurunan harga ini, tetapi dia berkata bahwa industrinya tetap menghadapi beberapa masalah.
“Pada level personal, performa pasar saya masih aman, tetapi harga yang keluar di pasar sendiri cukup mengecewakan,” katanya.
“Apabila hal ini berlanjut, suplai wol akan berkurang. Kebanyakan orang akan memilih hal lain yang menjanjikan lebih banyak uang,” tambahnya.
Young berkata bahwa harga superfine wol adalah yang terburuk sepanjang 10 tahun belakangan.
“Kami akan mencoba sebisa mungkin untuk tetap bersikap optimis dan kami masih dapat bergantung dengan superfine wol, namun harga 30 tahun yang lalu memang masih lebih baik,” kata Young.
“Hal itu membuat keadaan menjadi lebih susah.”
Malcolm Nicholls berkata bahwa mereka yang menjual semua wolnya di awal tahun adalah yang mendapatkan performa terbaik di sepanjang musim 2013/2014.
“Beberapa orang yang sudah menjual wolnya pada bulan Januari dan Februari yang lalu mendapatkan keuntungan yang cukup besar,” tambah Nicholls.
“Apabila produsen memperhatikan hal ini pada musim lalu, mereka akan melihat kesempatan untuk melakukan hal yang sama.”
Salah satu produsen yang mendapat keuntungan dari strategi tersebut adalah Alan Stewart dari Gippsland, Victoria.
“Kami pikir kami cukup beruntung setelah berhasil mendapatkan penjualan pada bulan September,” katanya.
“Penjualan kami musim ini adalah yang terbaik setelah mungkin 15 tahun atau lebih.”
“Rata-rata kami menjual dengan harga 1061sen per kilonya, kami ragu kami bias mencapai angka itu lagi tahun ini.”
Untuk Peter Young, pilihan untuk tetap memproduksi superfine wol menjadi pertimbangan setelah selama beberapa tahun belakangan ini sering bermunculan kekhawatiran.
“Kami seharusnya berpikir secara komersial, bukan sentimental,” katanya.
“Tentunya sentiment akan terlibat, tapi pada akhirnya, kita harus mengambil keputusan yang komersil.”