REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi Kasum TNI, Koorsahli Panglima TNI, Asintel Panglima TNI, Asops Panglima TNI, Kapuspen TNI, dan Kapuskersin TNI menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Pakistan untuk RI Attiya Mahmood.
Dia datang didampingi Atase Pertahanan Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq serta Mr. Shakeel Staf Athan, di Mabes TNI Cilangkap pada Senin (14/7). Dalam pertemuan tersebut, Panglima TNI dan Dubes Pakistan untuk RI membahas peningkatan kerjasama militer kedua Negara yang telah lama terjalin.
Jenderal Moeldoko mengatakan, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Pakistan dibuka tahun 1950 dengan didirikannya Representative Office Indonesia di Karachi pada waktu itu.
Pada bulan September 1967, KBRI yang berlokasi di Karachi dipindahkan ke Islamabad sehubungan dengan perubahan ibu kota negara Pakistan dari Karachi menjadi Islamabad. Selanjutnya pada tahun 1971, kantor perwakilan RI yang ada di Karachi dijadikan kantor konsulat RI.
“Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia-Pakistan merupakan bagian dari upaya diplomasi aktif Pemerintah RI dalam memperoleh dukungan politik terhadap perjuangan memperoleh kemerdekaan dan kedudukan Pakistan yang pada saat itu sangat strategis, yakni sebagai lintas jalur internasional baik darat maupun laut,” kata Moeldoko dalam siaran pers Puspen TNI.
Hubungan kerjasama pertahanan dan militer RI dan Pakistan telah berlangsung lama dan berjalan baik hingga sekarang.
Peningkatan dari wujud kerja sama ini telah dituangkan dalam Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Islamic Republic of Pakistan on Cooperative Activities in the Field of Defence (Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Pakistan tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan) yang ditandatangani oleh menteri pertahanan kedua negara di Jakarta pada 21 Juli 2010.
Adapun lingkup kerjasama tersebut meliputi, dialog dan konsultasi bilateral tentang isu-isu strategis dan keamanan yang menjadi perhatian bersama, pertukaran informasi terkait kelembagaan dan masalah-masalah pertahanan termasuk mengenai organisasi, doktrin dan kebijakan, serta kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertahanan melalui pertukaran personel.
Selain itu, juga dilakukan kunjungan, pelatihan, serta bentuk-bentuk kerjasama teknis lainnya berdasarkan prinsip timbal balik dan saling menguntungkan, mempromosikan pengembangan sumber daya manusia pada lembaga pertahanan dan Angkatan Bersenjata kedua Pihak melalui pendidikan/pelatihan.
"Juga saling kunjung, latihan bersama, pertukaran pengamat militer untuk menyaksikan latihan dan pertukaran tenaga ahli bidang pendidikan, penyediaan peralatan dan kegiatan lain yang terkait, dan kerjasama di bidang lain yang menyangkut kepentingan bersama," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) itu.