REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Sudah lebih sepekan sudah lamanya semburan api dari sumur minyak West Belani 8, Lapangan West Belani, blok Merangin II yang dioperasikan kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) PT Sele Raya Merangin II belum padam. Akibat warga Desa Belani, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) yang rumahnya dekat lokasi sumur minyak memilih mengungsi.
''Sampai hari ini kami mendapat informasi sudah ada delapan kepala keluarga dari Desa Belani yang mengungsi. Mereka meninggalkan enam rumah yang jaraknya sekitar 300 meter dari lokasi sumur yang terbakar,'' kata Tirat Sambu Ichtijar, Kepala perwakilan SKK Migas Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel), Selasa (15/7).
Ledakan dan kebakaran sumur minyak West Belani 8, Lapangan West Belani, blok Merangin II terjadi sejak Senin, 7 Juni 2014. Menurut warga, api yang membakar sumur minyak tersebut cukup besar dan membumbung tinggi ke angkasa, bisa terlihat dari jarak lebih dari 10 kilometer. Karena api yang tak kunjung padam, beberapa warga di sekitar sumur minyak memilih mengungsi.
Menurut Tirat Sambu, rumah warga yang mengungsi ini berjarak sekitar 300 meter dari lokasi sumur minyak yang kini terbakar. ''Mereka diungsikan untuk menghindari bahaya yang tidak diinginkan menimpa warga. Warga yang mengungsi kini menjadi tanggung jawab perusahaan,'' katanya.
Sampai Selasa (15/7) selain semburan api dari dalam sumur juga melontarkan butiran-butiran halus seperti pasir berwarna hitam keputih-putihan yang terlempar ke udara lalu menyebar mencapai radius lebih dari 500 meter dari lokasi sumur.
Pasca ledakan sumur minyak yang belum bisa dipadamkan tersebut, warga Desa Belani mulai khawatir dan cemas. Walau jarak rumah mereka tinggal cukup jauh dari lokasi sumur yang terbakar namun mereka merasakan udara panas dari kobaran api. Beberapa warga juga sudah mengeluh kesehatannya terganggu. Ada warga yang merasakan mual, kepala pusing dan ada terserang diare.
Warga mendesak pihak perusahaan segera memadamkan semburan api dari sumur minyak West Belani 8, Lapangan West Belani, blok Merangin II. Warga juga meminta perusahaan membuka jalan alternatif yang bisa dilalui warga untuk keluar desa, karena jalan yang ada lokasinya sangat dekat dengan semburan api.