REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nasaruddin Umar
Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang memimpikan aku maka aku sebenarnya yang dilihat. Satu-satunya wajah yang tak dapat dipalsukan iblis ialah wajahku.” Beliau juga bersabda, “Siapa yang pernah memimpikan aku maka dia akan bersamaku di surga.”
Banyak lagi hadis seperti itu. Penyebutan atau pemanggilan nama Nabi Muhammad SAW diyakini oleh sebagian umat Islam mempunyai efek positif karena memang dia bukanlah manusia biasa.
Mereka yakin dengan bershalawat kepada Nabi mempunyai efek positif bagi yang bersangkutan. Lantunan pujian terhadap Nabi yang ditradisikan di dalam masyarakat merupakan sesuatu yang terpuji.
Kalangan ulama meyakini, saat nama Nabi SAW disebut, dipuji, dan dirindukan maka ruh Nabi akan mengunjunginya.
Itulah sebabnya mengapa dalam pembacaan berzanji ketika melantunkan shalawat badar, semua jamaah berdiri sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan akan kehadiran ruh Rasulullah, Allahumma shalli alaih.
Sayidina Umar pernah ditanya oleh Rasulullah SAW, siapa yang paling dia cintai. Dia menjawab, “Demi Allah yang paling aku cintai ialah diriku sesudah itu engkau.” Nabi berkata, “Itu salah, mestinya engkau lebih mencintaiku daripada dirimu sendiri.”
Lalu, Umar meralat, “Demi Allah, aku lebih mencintaimu baru mencintai diriku sendiri.” Mari kita mencintai Rasulullah SAW dengan memperbanyak shalawat.
Semoga dengan shalawat Nabi kita bisa mendapatkan syafaat dan pertolongannya di akhirat, seperti yang telah dia janjikan. Aamiin ya Rabbal alamin.